Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kekuatan Gastronomi, Olah Singkong Jadi Keripik Premium Berbasis Riset dan Budaya Rempah Nusantara

Kekuatan Gastronomi, Olah Singkong Jadi Keripik Premium Berbasis Riset dan Budaya Rempah Nusantara Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ilmu dan seni mengolah makanan, atau gastronomi, terbukti mampu mengangkat nilai produk lokal  bahkan dari bahan sederhana seperti singkong.

Melalui tangan kreatif Andi Harmawati Thalia, pemilik PT Rique Haryana Sentosa asal Salatiga, Jawa Tengah, singkong diolah menjadi camilan sehat berkelas premium dengan merek RitellaQu, yang kini telah menembus pasar ekspor ke empat negara.

Andi menjelaskan bahwa RitellaQu hadir dengan konsep inovatif, keripik singkong berbumbu rempah khas Nusantara, yang merangkum kekayaan cita rasa dari berbagai daerah di Indonesia.  

“Setelah mengikuti pelatihan gastronomi, saya baru menyadari bahwa proses yang kami jalankan selama ini sebenarnya sudah sejalan dengan prinsip gastronomi mulai dari riset tanah, pemilihan varietas singkong, pengolahan, hingga penyajian produk,” ujarnya melalui keterangan tertulis dikutip Sabtu (18/10/2025).

Menurut Andi, RitellaQu dibangun bukan sekadar untuk memproduksi camilan, tetapi juga membentuk ekosistem gastronomi dari hulu ke hilir. Di tahap hulu, riset dilakukan sejak penanaman. Ia bahkan memiliki kebun sendiri yang disterilkan dari tanaman lain demi menjaga kualitas singkong.

“Kami memilih lahan terbaik, menggunakan bibit unggul, dan mematuhi standar panen. Semua proses — dari pengupasan, pemotongan, penggorengan, pembumbuan, hingga pengemasan — mengikuti SOP yang ketat,” jelasnya.

Baca Juga: Curi Perhatian di World Expo Osaka 2025, Bioplastik Singkong Asal Indonesia Jadi Primadona Paviliun

Fokus RitellaQu hanya pada satu produk unggulan keripik singkong. Kesederhanaan produk justru menjadi kekuatannya, karena tiap kepingan keripik menyimpan kekayaan rempah Indonesia. Beberapa varian rasa terinspirasi dari kuliner daerah, seperti pedas gongso khas Jawa Tengah, ayam taliwang khas Nusa Tenggara Barat, rendang khas Sumatra Barat, seblak daun jeruk asal Bandung, hingga ayam betutu khas Bali.  

“Kami ingin menonjolkan rempah khas Nusantara tanpa bumbu instan, penyedap rasa, pengawet, atau pewarna. Konsepnya benar-benar camilan sehat, cocok bagi konsumen yang menjaga pola makan,” tambah Andi.

Inovasi ini terbukti berhasil. Produk RitellaQu kini diekspor ke Jepang, Australia, Jerman, dan Malaysia. Pembeli asal Australia bahkan menjadi pelanggan tetap sejak 2024. Selama Pangan Nusa Expo 2025, produk ini juga menarik minat buyer dari Kazakhstan dan Kanada, yang berlanjut ke sesi business matching.  

“Responsnya sangat positif. Mereka bilang rasanya enak, tidak membuat serak, dan kemasannya menarik. Semua testimoni bagus,” kata Andi.

Perjalanan Andi bersama Kemendag dimulai dari pelatihan yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga. Melihat potensi ekspor produknya, dinas kemudian menghubungkan Andi ke tingkat provinsi dan kementerian.  

“Dari situ saya banyak mendapat kesempatan ikut pelatihan, pameran, hingga business matching yang difasilitasi Kemendag,” ujarnya.  

Selain Kemendag, RitellaQu juga aktif berjejaring dengan FTA Center Semarang dan Kementerian Pariwisata, terutama dalam pelatihan ekspor dan promosi produk. 

Andi berharap dukungan pemerintah terhadap UMKM terus berlanjut, terutama dalam hal sertifikasi dan perizinan ekspor.  

“Saat ini kami sedang memproses sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dari BSN. Kami berharap difasilitasi juga untuk sertifikasi keamanan pangan HACCP agar produk kami makin kuat di pasar global,” tutup Andi.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, menegaskan bahwa gastronomi memiliki potensi besar untuk mendorong program Desa Ekspor hasil sinergi antar kementerian dan lembaga.  

“Gastronomi membuka jalan baru. Dari kuliner, kita bisa melihat peluang ekspor, mengenal produk rempah unggulan, dan mempromosikan daerah sebagai destinasi wisata sekaligus sentra perdagangan,” ujar Iqbal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: