Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OGRA 2025 Apresiasi Arsitektur yang Berkelanjutan dan Ekspresif

OGRA 2025 Apresiasi Arsitektur yang Berkelanjutan dan Ekspresif Kredit Foto: Istimewa

Satu lagi, seperti yang telah disampaikan Esther Pane dan sejalan dengan visi-misi Onduline, yaitu karya arsitektur yang berkelanjutan. 

“Jangan sampai suatu hari anak cucu kita itu protes karena sumber daya alam dihabiskan oleh generasi kita sekarang. Seperti mungkin, saat ini kita kadang menyalahkan generasi pendahulu kita, ketika awareness mengenai isu keberlanjutannya terlambat. Nah, jadi jangan sampai anak cucu kita suatu hari menyalahkan generasi kita,” tutup Teguh.

Sebagai puncak acara, OGRA 2025 mengumumkan tiga karya terbaik yang menonjolkan keseimbangan antara prinsip keberlanjutan dan ekspresi desain atap. Juara pertama diraih oleh Shakkei Art Community Hub karya Kartiansmara Lilih Purnaumbara, disusul oleh Kebun Kota Cik Di Tiro karya Sasqia Nurul sebagai juara kedua.

Kemudian, Double Viel karya Dadi Prasojo berhasil meraih posisi juara ketiga sekaligus dinobatkan sebagai Favorite Winner melalui voting publik di Instagram.

Suasana malam penghargaan turut dimeriahkan dengan penampilan stand-up comedy oleh Albanie Ando (@sabitalbanie), serta turut mengundang Ar. Sigit Kusumawijaya, IAI, yang berhalangan hadir dan Ar. Abimantra Pradhana, IAI selaku dewan juri OGRA 2025.

Baca Juga: Kolaborasi Kemen Ekraf-Museum Studio Langkah Strategis Kembangkan SDM Kebudayaan hingga Desain

Sementara itu, Almodani, Chairman OGRA 2025, saat ditemui langsung menyampaikan bahwa tahun ini, tema “Expressive Roofing: Beyond Shelter, Toward Identity” menegaskan pandangan bahwa atap dapat menjadi medium ekspresif yang personal, berani, dan bermakna, menghubungkan keindahan, fungsi, serta kesadaran ekologis dalam satu kesatuan desain.

Almodani mengungkapkan malam penghargaan ini merayakan karya dari lima finalis yang berhasil menampilkan gagasan inovatif dalam desain atap, mulai dari permainan bentuk yang ekspresif hingga penerapan prinsip energi pasif yang memanfaatkan cahaya dan sirkulasi udara alami untuk mengurangi konsumsi listrik.

“Seluruh karya mencerminkan semangat untuk menjadikan atap sebagai elemen arsitektur yang hidup, berkarakter, dan keberlanjutan. Dari gagasan menjadi karya, dari karya menjadi warisan. OGRA 2025 merayakan semangat para arsitek yang membangun dengan makna,” ujar Almodani.

Esther Pane sebagai penutup kembali menekankan melalui OGRA 2025, Onduline tidak hanya memberi penghargaan kepada para arsitek visioner, tetapi juga menegaskan bahwa masa depan arsitektur adalah tentang keberanian mengekspresikan identitas sambil menjaga harmoni dengan alam.

“OGRA 2025 menjadi simbol bagaimana arsitektur Indonesia terus berkembang dengan menyeimbangkan ekspresi desain dan kepedulian terhadap lingkungan,” tutup Esther.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: