- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
PTBA Reaktivasi Produksi Briket Batu Bara, Siap Jadi Alternatif LPG 3 Kg
Kredit Foto: Ist
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kembali menghidupkan proyek briket batu bara sebagai bagian dari strategi hilirisasi energi bersih.
Produk yang sempat tenggelam sejak era dominasi LPG itu kini dikembangkan dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan efisien, menyasar pasar industri hingga ekspor.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, mengungkapkan bahwa briket batu bara kini telah mengalami transformasi besar.
Teknologi produksi yang digunakan mampu menekan kadar sulfur dan menghilangkan asap pembakaran, sehingga lebih bersih dan layak bersaing dengan bahan bakar lain.
Baca Juga: Andil PT SBS, Produksi PTBA Naik 9% di Kuartal III 2025
“Briket hari ini sudah bagus, kompornya sudah cantik, sudah tidak ada asapnya lagi, sulfurnya sudah bisa kita decarbonize sehingga lebih bersih. Jepang dan Korea saat ini impor cukup besar, hanya kita saja yang belum menggarap serius,” ujar Turino dalam HIPMI-Danantara Indonesia Business Forum 2025, di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Turino menjelaskan, reaktivasi briket dilakukan sebagai alternatif energi terjangkau di tengah wacana penyesuaian subsidi LPG 3 kilogram.
Menurutnya, dari sisi kalori, harga briket sebanding dengan LPG bersubsidi, namun tanpa membutuhkan insentif pemerintah.
“Jadi bayangkan nanti kalau briketnya, subsidi LPG-nya dicabut, saya kira briket bisa jadi alternatif.Tentu untuk industri-industri yang masaknya agak lama Pak, catering atau mungkin peternakan ayam,” tambahnya.
Baca Juga: Di Forum Lingkungan, Bahlil Sebut Batubara Tidak Kotor, Kok Bisa?
Selain menyasar pasar domestik, PTBA juga membuka peluang kemitraan dengan pelaku usaha muda, terutama dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), untuk menjadi mitra distribusi maupun investor di proyek hilirisasi tersebut.
“Kami sangat terbuka. HIPMI bisa jadi reseller, bahkan partner investasi jangka panjang. Kami tidak mungkin mengerjakan semuanya sendiri,” jelas Turino.
Program briket ini menjadi bagian dari upaya PTBA mengembangkan berbagai produk turunan batubara bernilai tambah.
Di samping briket, perusahaan juga tengah menyiapkan kawasan industri BACBIE seluas 600 ha di Muara Enim Sumatera Selatan.
Baca Juga: Ambisi Energi Terbarukan Dikecilkan, Batubara Tetap Jadi Raja di PP KEN 2025
Kawasan ini bakal jadi lusat hilirisasi batu bara PTBA baik untuk Briket, DME, Kalium Humat, Artificial Graphite dan lain sebagainya.
“Batubara bukan masa lalu, justru masa depan. Masa depannya ada di hilirisasi. Kita punya anugerah sumber energi murah yang bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi,” tegas Turino.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement