Kredit Foto: Istimewa
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menegaskan komitmennya untuk meningkatkan efisiensi layanan operasional, terutama melalui implementasi Terminal Booking System (TBS) di berbagai terminal peti kemas. Sistem digital ini dirancang untuk memastikan kelancaran arus kendaraan angkutan barang, meminimalisir antrean yang terjadi di pelabuhan, serta memberikan kepastian jadwal layanan yang lebih baik bagi seluruh pengguna jasa.
Menanggapi implementasi tersebut, Direktur Operasi Pelindo, Putut Sri Muljanto, menyatakan bahwa penggunaan TBS merupakan langkah penting dalam kerangka strategis perusahaan. Inisiatif ini merupakan bagian fundamental dari upaya Pelindo untuk mewujudkan transformasi digital secara menyeluruh di sektor kepelabuhanan Indonesia.
“TBS merupakan salah satu wujud komitmen kami dalam melakukan transformasi digitalisasi layanan Pelindo. Dengan sistem ini, pergerakan truk di area pelabuhan menjadi lebih teratur, waktu tunggu dapat ditekan, dan proses bongkar muat berjalan lebih efisien sehingga dapat memperpendek port stay,” ujar Putut.
Baca Juga: Dirut JICT Ajak Siswa SMA 52 Jakarta Mengenali Dunia Pelabuhan dan Kerja dalam Program Pelindo Mengajar
Putut menambahkan peningkatan efisiensi yang tercipta di pelabuhan turut mempercepat distribusi barang kebutuhan pokok dan bahan baku industri, yang pada akhirnya mendukung stabilitas harga dan ketersediaan barang bagi masyarakat.
Melalui TBS, setiap truk yang akan melakukan aktivitas di terminal wajib melakukan pemesanan jadwal (booking) secara daring sebelum memasuki area pelabuhan. Sistem ini mengatur slot waktu kedatangan dan kapasitas terminal, sehingga arus kendaraan dapat dikelola secara terukur dan tidak menimbulkan penumpukan di gate maupun jalan akses pelabuhan.
TBS telah diterapkan di sejumlah pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak, serta akan diperluas ke terminal-terminal lainnya di bawah pengelolaan Pelindo. TBS membagi jadwal pelayanan dalam tiga slot per delapan jam di Tanjung Priok, enam slot per empat jam di Tanjung Perak, dan delapan slot per tiga jam di Tanjung Emas. Masing-masing dengan kapasitas maksimal kendaraan yang disesuaikan dengan kondisi terminal.
Dengan TBS, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Tengah, Teguh Arif Handoko, mengatakan bahwa layanan di Terminal Petikemas Semarang menjadi lebih efektif, dan cepat.
"Sekarang di Tanjung Emas, Semarang tak ada antrean truk, apalagi back up area untuk truk kontainer cukup luas, sehingga truk yang sudah booking tetapi belum memperoleh layanan bisa menunggu giliran di area yang sudah ditentukan," ungkap Teguh Arif Handoko.
Penerapan TBS mulai menunjukkan sejumlah dampak positif, di antaranya berkurangnya antrean truk, meningkatnya ketepatan waktu layanan, serta penurunan biaya operasional bagi pengguna jasa karena waktu tunggu yang lebih singkat. Sistem ini juga memperkuat prinsip transparansi dan fairness karena seluruh operator truk wajib menggunakan mekanisme pemesanan yang sama tanpa pengecualian.
“Kami melihat implementasi TBS bukan hanya sebagai inovasi teknologi, tetapi juga perubahan budaya kerja. Diperlukan kedisiplinan semua pihak — baik operator terminal, pengemudi truk, maupun pengguna jasa — agar sistem ini berjalan optimal. Untuk itu, kami terus melakukan sosialisasi dan pendampingan agar proses adaptasi berlangsung lancar,” jelas Putut.
Pelindo juga memastikan bahwa penerapan TBS akan terus dievaluasi secara berkala. Saat ini, perusahaan tengah mempersiapkan integrasi sistem tersebut dengan platform digital lain di lingkungan Pelindo, seperti sistem pelayanan kapal dan terminal, guna menciptakan konektivitas data yang lebih menyeluruh.
“Ke depan, kami akan memperluas implementasinya ke seluruh terminal Pelindo agar tercipta sistem yang lebih efisien, aman, transparan dan berdaya saing,” tutup Putut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement