Nezar Patria: Kerugian Akibat Penipuan Berbasis AI Capai Rp700 Miliar
Kredit Foto: Istimewa
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengungkapkan kerugian akibat modus penipuan yang memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) telah mencapai sekitar Rp700 miliar.
Berkaitan dengan ini, Nezar menyebut pemerintah tengah memperkuat langkah mitigasi untuk mencegah kejahatan digital berbasis deepfake yang semakin marak.
"Produk deepfake berbasis AI ini, ketika digunakan untuk melakukan kejahatan, sungguh luar biasa dapat menipu masyarakat," ujarnya dalam acara KUMPUL Connect for Change Summit 2025, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (23/10/2025).
Baca Juga: OJK: 874 Kasus Scam Terjadi Setiap Hari, Kerugian Mencapai Rp6,1 Triliun
Menurut Nezar, pesatnya perkembangan AI tidak hanya membawa inovasi positif, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku kejahatan siber untuk memproduksi konten hoaks, disinformasi, dan manipulasi visual yang menyerupai aslinya. Ia menilai kondisi ini menuntut tanggung jawab lebih besar dari para pengembang teknologi AI.
"Kami mendorong semua pengembang untuk bersikap etis, transparan, dan akuntabel ketika mereka memproduksi platform berbasis AI," tegas Nezar.
Nezar menambahkan, masih banyak produk AI yang dibuat tanpa etika, termasuk tidak mencantumkan keterangan bahwa konten dihasilkan oleh sistem AI.
"Kita masih melihat video atau gambar AI yang tidak mencantumkan logo produk AI. Saya pikir itu tidak etis," tuturnya.
Baca Juga: OJK Ungkap 10 Modus Scam yang Bikin Warga Rugi Hingga Triliunan
Untuk memperkuat pengawasan, pemerintah tengah menyusun Peta Jalan AI Nasional yang mengatur prinsip akuntabilitas, transparansi, dan etika bagi pengembang. Selain itu, Kemkomdigi bekerja sama dengan aparat penegak hukum melalui penerapan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (PDP), dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) guna menindak pelaku kejahatan digital.
Di sisi lain, Kemkomdigi juga menggencarkan edukasi publik untuk meningkatkan literasi digital masyarakat terkait bahaya deepfake berbasis AI agar tidak mudah menjadi korban penipuan daring.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement