Indonesia Jadi Pusat Diplomasi Vaksin Dunia, Bio Farma Pimpin Kolaborasi Global dari Bali
Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Indonesia kembali mengukuhkan diri sebagai salah satu pemain kunci dalam peta kesehatan dunia. Lewat PT Bio Farma (Persero), Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan 26th DCVMN Annual General Meeting (AGM) yang akan berlangsung pada 29–31 Oktober 2025 di The Meru Sanur, Bali.
Sebagai co-host sekaligus anggota pendiri DCVMN, Bio Farma tegaskan komitmennya untuk perkuat kemandirian vaksin dan ketahanan kesehatan global, sejalan dengan misi DCVMN dalam menjaga akses vaksin yang aman, berkualitas, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat dunia.
DCVMN merupakan jejaring besar yang menaungi 46 produsen vaksin dari 17 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin. Sejak berdiri pada tahun 2000, jaringan ini berperan sebagai penggerak kolaborasi global melalui advokasi, peningkatan kapasitas teknologi, riset, transfer pengetahuan, hingga pelatihan profesional di bidang imunisasi.
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menegaskan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mempererat sinergi antar pelaku industri vaksin dunia.
“Sebagai co-host dan bagian dari DCVMN, Bio Farma berkomitmen menjadikan forum ini sebagai ajang sinergi strategis antaranggota. Melalui pertemuan ini, kami ingin menunjukkan kontribusi nyata Indonesia dalam memperkuat ekosistem vaksin global yang inovatif, berkelanjutan, dan berkeadilan,” jelas Shadiq di Bandung, Jumat (24/10/2025).
Baca Juga: Bio Farma Raih Primaniyarta Lifetime Achievement, Wujud Kontribusi Indonesia bagi Kesehatan Dunia
Chair of the Board DCVMN, Adriansjah Azhari, juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas negara untuk memperkuat ketahanan sistem imunisasi global.
“Dengan tema ‘Advancing Innovation & Building Resilient Vaccine Ecosystem for a Safer World,’ AGM tahun ini akan mempercepat inovasi dan memperkuat kolaborasi antar produsen vaksin. Global health hanya bisa tangguh jika kita bergerak bersama,” ungkapnya.
CEO DCVMN, Rajinder Suri, menambahkan bahwa Bali menjadi simbol penting kebangkitan kolaborasi produsen vaksin negara berkembang.
“Merupakan kehormatan dapat menjadi tuan rumah bersama Bio Farma. Kami menantikan keputusan strategis di Bali yang akan memperkuat kesiapsiagaan dunia menghadapi potensi darurat kesehatan di masa depan,” ungkapnya.
Pertemuan ini akan dihadiri lebih dari 350 peserta dari industri vaksin global, lembaga internasional seperti WHO, UNICEF, GAVI, CEPI, PATH, CHAI, dan Gates Foundation, serta regulator dan peneliti dari berbagai negara.
Melalui penyelenggaraan ini, Indonesia tidak hanya menjadi venue, tetapi juga aktor penting diplomasi kesehatan global dan mampu menunjukkan bahwa negara berkembang mampu memimpin ekosistem inovasi dan distribusi vaksin dunia. Bio Farma sendiri saat ini memiliki kapasitas produksi lebih dari 3,5 miliar dosis per tahun dan telah mengekspor vaksin ke lebih dari 150 negara.
Mengusung spirit kolaborasi, Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi terhadap kemandirian vaksin global dan memperjuangkan akses kesehatan yang merata bagi semua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement