Kredit Foto: Dok. Kemenparekraf
Industri pengisi suara nasional memasuki babak baru dengan pembentukan Asosiasi Pengisi Suara Indonesia yang diumumkan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar saat penutupan program Wonder Voice of Indonesia (WVI) 2025.
Asosiasi tersebut merupakan wadah kolaboratif bagi para talenta suara Indonesia untuk bersatu dan berdaya saing di tingkat global. Ini disampaikan Wamen Ekraf di Melting Pop, M Bloc Space, Jakarta pada Minggu (26/10/2025).
Baca Juga: RI Diharapkan Dapat Bangun Ekonomi Kreatif dan Tarik Investasi Lewat VivaTech
“Dengan ditutupnya program WVI, kami juga mengaktifkan Asosiasi Pengisi Suara Indonesia. Ini artinya Indonesia sudah siap untuk bersatu supaya voice of Indonesia bukan hanya go national tapi go international. Kalian semua adalah insan-insan inspiratif yang berani step into the light dan mengakui bahwa suara kalian adalah suara emas. Semoga dengan suara kita, kita bisa mencapai Indonesia Emas, bersatu kita bisa,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Senin (27/10).
Program Wonder Voice of Indonesia (WVI) 2025 merupakan program kolaboratif antara Kementerian Ekraf dan Voice Institute Indonesia (VII) yang telah berlangsung sejak 17 Mei 2025. Setelah melalui rangkaian Road to WVI di Bandung, Yogyakarta, dan Makassar, serta kompetisi voice over yang diikuti lebih dari 7.200 peserta, 20 finalis terbaik mengikuti Wonder Voiceover Camp selama tiga hari di Jakarta, dan puncak acara di Melting Pop menjadi momen pengumuman finalis terbaik.
Adapun 5 finalis terbaik Wonder Voice Over Camp yang dihadiahi set peralatan rekaman suara di antaranya:
1. Nur Alim, dari Madiun (@alimboice)
2. Yovita Salysa Aulia, dari Depok (@vita_suara)
3. Akasha Sakina Viandri, dari Jakarta (@akashaviandri)
4. Nurfina Fitri Melina, dari Tangerang selatan (@nurfins26)
5. Patriscia Tania, dari Kabupaten Tangerang, Banten (@patsystory)
Wamen Ekraf Irene menegaskan bahwa industri suara memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif nasional. Melalui ajang ini, pemerintah ingin memastikan bahwa para pegiat di bidang voice acting dan voiceover mendapat ruang, bimbingan, serta konektivitas dengan industri terkait seperti animasi, gim, dan iklan.
“Segala sesuatu yang dilakukan oleh Kementerian Ekraf tidak akan hanya seremonial. KPI kami adalah penciptaan lapangan kerja dan perputaran ekonomi. Dengan adanya database pengisi suara, kami ingin industri animasi dan voiceover bisa saling terhubung dan berkembang bersama,” ujar Wamen Ekraf Irene.
Lebih lanjut, Wamen Ekraf Irene turut menekankan pentingnya pemerataan kesempatan bagi talenta dari berbagai daerah.
“Ekonomi kreatif harus mulai dari daerah. Jangan minder hanya karena kamu tinggal di kota kecil, karena kamu adalah hidden gem yang belum ditemukan. Yuk, muncul,” tambah Wamen Ekraf Irene.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement