- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
PLN Bergerak Menuju Sistem Energi Handal untuk Swasembada Energi Nasional
Kredit Foto: Istimewa
Transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini menjadi kebutuhan strategis yang mendesak. Dengan potensi EBT yang mencapai 3.686 Gigawatt (GW), termasuk potensi energi surya hingga 20 Terawatt-peak (TWp), Indonesia memiliki modal besar untuk lepas dari impor bahan bakar fosil. Energi surya, panas bumi (geotermal), dan angin kini menjadi primadona dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025 hingga 2034.
Kedaulatan energi memiliki nilai tambah di dalam negeri. Paradigma kini bergeser dari sekadar pengekspor bahan mentah energi (batu bara, LNG) menjadi pemain utama di panggung energi dunia melalui hilirisasi berbasis teknologi. Proyek-proyek strategis, seperti gasifikasi batu bara, pengembangan bioetanol, hingga pembangunan ekosistem baterai dan kendaraan listrik, didorong untuk menciptakan swasembada energi sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Beberapa perusahaan negara (BUMN) yang memiliki basis energi, misalnya PT PLN (Persero), merupakan tulang punggung dalam transisi ini. Hingga saat ini, PLN aktif membangun infrastruktur hijau, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Sulawesi Selatan dan PLTS terapung Cirata, yang tidak hanya menghasilkan listrik tetapi juga menjadi simbol kemandirian energi berbasis sumber daya lokal.
Baca Juga: HLN ke-80, PLN Sambung Listrik Gratis untuk Warga Pra-Sejahtera di Bali
PLN telah berkomitmen besar dalam akselerasi transisi energi nasional dengan menargetkan penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 42,6 Gigawatt (GW) hingga tahun 2034. Target ambisius ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru, yang secara signifikan didominasi oleh proyek-proyek hijau.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, secara tegas mengatakan bahwa percepatan ini bukan hanya mengikuti tren global, tetapi merupakan mandat kedaulatan energi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
“Kita sedang bertransformasi dari sekadar operator listrik menjadi motor transisi energi. Total penambahan kapasitas pembangkit yang direncanakan mencapai 69,5 GW, di mana mayoritas, yaitu 42,6 GW, harus berasal dari EBT,” tegas Darmawan.
Sementara itu, arahan dari Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan 5.758 desa dan 4.310 dusun di seluruh Indonesia dapat segera bebas dari kegelapan.
Pemerintah memastikan program ini akan terus dikebut agar seluruh rakyat dapat menikmati terang yang sama dan memanfaatkan listrik untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan, sejalan dengan arahan Presiden dan Menteri ESDM, PLN berkomitmen menuntaskan agenda pemerataan listrik hingga ke wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Melalui listrik, perubahan besar dapat terjadi bagi masyarakat, mulai dari peningkatan taraf hidup, pertumbuhan ekonomi desa, hingga pembukaan lapangan kerja baru. PLN siap menjalankan amanat pemerintah untuk menerangi seluruh negeri tanpa terkecuali,” tegas Darmawan.
Darmawan menambahkan, untuk melistriki 1.285 desa di tahun ini, pihaknya akan membangun infrastruktur jaringan tegangan menengah sepanjang 4.770 kilometer sirkuit (kms), 3.265 kms jaringan tegangan rendah, dan 94.040 kilovolt ampere (kVA) gardu distribusi. Melalui upaya tersebut, diharapkan lebih dari 77 ribu keluarga bisa menikmati listrik.
"Ini bukan sekadar angka, tapi kehidupan yang berubah. Anak-anak bisa belajar malam hari, usaha kecil bisa tumbuh, dan desa jadi lebih sejahtera," kata Darmawan.
Dukungan Kebijakan dan Investasi Hijau
Untuk mencapai target ini, dukungan finansial dan regulasi menjadi kunci. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 telah mengalokasikan pendanaan triliunan rupiah untuk proyek EBT. Selain itu, Pemerintah terus berupaya menyediakan landasan hukum yang kuat, insentif fiskal, dan kepastian hukum bagi para pelaku industri yang berkomitmen dalam pengembangan energi hijau.
Kedaulatan energi, seperti yang disampaikan oleh berbagai pihak, bukanlah sekadar istilah teknis, melainkan bentuk nyata dari cinta tanah air, berdiri di atas kaki sendiri, dan menyiapkan masa depan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan memanfaatkan kekayaan alamnya sendiri secara bijak dan berkelanjutan, Indonesia sedang bergerak dari ketergantungan menuju kemandirian, menjadikan energi sebagai benteng pertahanan semesta dan fondasi untuk Indonesia Kuat.
Tantangan Pendanaan dan Stabilitas Jaringan
Meskipun menunjukkan kemajuan positif, Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, mengakui bahwa tantangan utama adalah pendanaan. Total kebutuhan investasi untuk infrastruktur hijau ini diperkirakan mencapai ratusan triliun rupiah.
"Kami sedang aktif mencari sumber pendanaan hijau, termasuk penerbitan Green Bonds dan skema blended finance melalui kerja sama dengan lembaga keuangan global dan swasta. Setidaknya, alokasi awal senilai Rp50 triliun telah disiapkan untuk percepatan proyek strategis EBT dan infrastruktur Smart Grid," jelas Sinthya.
Selain pendanaan, kata Sinthya, keandalan jaringan menjadi perhatian kritis. Robohnya tiang Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Klaten pada pekan lalu akibat cuaca ekstrem, yang menyebabkan pemadaman listrik di beberapa wilayah, menjadi pengingat akan pentingnya ketahanan infrastruktur.
“PLN menegaskan bahwa upaya perbaikan sistem transmisi dan pembangunan teknologi Smart Grid sedang ditingkatkan untuk memastikan pasokan listrik tetap andal di tengah transisi energi yang masif,” pungkas Sinthya.
PLN Nyalakan Mimpi Masyarakat
Di hari Hari Listrik Nasional ke-80, PT PLN (Persero) melalui program sambung listrik gratis bertajuk Light Up The Dream (LUTD) serentak menyambungkan listrik kepada 3.864 masyarakat prasejahtera di berbagai wilayah Indonesia. Program yang berasal dari donasi para pegawai ini merupakan bukti nyata komitmen PLN mendukung pertumbuhan negeri dengan pemerataan akses energi.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, mengatakan program LUTD tidak hanya menjadi bentuk nyata kepedulian pegawai PLN kepada masyarakat, tetapi juga wujud semangat Hari Listrik Nasional. Selain LUTD, PLN bersama pemerintah juga menjalankan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Kementerian ESDM, yang menargetkan 23 ribu pelanggan di Jawa Timur, termasuk wilayah Malang Raya.
Baca Juga: PLN Teken MoU dengan Perusahaan Brasil untuk Pengembangan PLTA di Indonesia
“Momentum Hari Listrik Nasional ke-80 ini menjadi pengingat bagi kami untuk terus hadir memberikan terang dan harapan bagi masyarakat. Melalui program LUTD, PLN ingin memastikan bahwa listrik tidak hanya menjadi sumber energi, tetapi juga sumber kehidupan yang membawa perubahan,” papar Ahmad.
Salah satu penerima manfaat program ini adalah Eni Patmawati (35), warga Dusun Selodono RT 02 RW 01, Desa Karangpatihan, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Ia mengatakan, dengan adanya bantuan sambung listrik ini, ia dan keluarga kini dapat menikmati penerangan yang layak untuk mendukung aktivitas rumah tangga sehari-hari.
“Terima kasih banyak kepada PLN. Sekarang rumah kami sudah terang, sudah tidak menyalur lagi. Sekali lagi terima kasih PLN, semoga PLN selalu jaya, sukses, dan dilancarkan urusannya,” puji Eni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement