Kredit Foto: Dok. Kemenpar
“Di kawasan Asia Tenggara, proporsi kunjungan ke destinasi semacam ini diperkirakan meningkat dari 24 persen pada 2023 menjadi 30 persen pada 2030. Ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengemas ulang dan memperkaya produk wisata, dengan menggabungkan destinasi populer dan destinasi niche di sekitarnya untuk menciptakan paket wisata yang lebih autentik,” katanya.
Lebih lanjut, Menteri Pariwisata Widiyanti menegaskan bahwa Kementerian Pariwisata telah menyiapkan sejumlah program unggulan untuk memaksimalkan peluang tersebut. Di antaranya Pariwisata Naik Kelas, Event by Indonesia, Desa Wisata, Tourism 5.0, dan Gerakan Wisata Bersih. Semua program tersebut berlandaskan pada visi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Selain itu, tahun depan kami juga akan menambah fokus pada peningkatan keselamatan pariwisata, terutama di destinasi alam yang masih rawan insiden. Kami akan bekerja sama dengan Basarnas untuk melaksanakan berbagai pelatihan keselamatan bagi pelaku wisata dan masyarakat sekitar destinasi,” ucap Menteri Widiyanti.
Menutup paparannya, Menteri Pariwisata Widiyanti mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung kemajuan pariwisata Indonesia, termasuk peran media yang sangat penting dalam membentuk narasi dan persepsi positif tentang pariwisata Indonesia di mata dunia.
“Pariwisata Indonesia kini berada di titik strategis, tren global berpihak pada kita dan strategi kita sudah jelas. Beberapa tahun ke depan adalah momentum penting untuk mewujudkan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. Saya berharap rekan-rekan wartawan terus menyebarkan berita baik serta mempromosikan pariwisata Indonesia agar dunia mengenal negeri ini melalui keindahan alam, keramahan bangsa, dan kekayaan budayanya,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement