Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat IEU-CEPA, RI Diproyeksikan Bisa Tingkatkan Ekspor hingga 58%

Lewat IEU-CEPA, RI Diproyeksikan Bisa Tingkatkan Ekspor hingga 58% Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus memperkuat kerja sama dengan mitra strategis, salah satunya Uni Eropa melalui the Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di tengah ketidakpastian global.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Uni Eropa merupakan salah satu dari lima mitra dagang terbesar Indonesia dengan surplus perdagangan sekitar USD4,5 miliar pada tahun 2025.

Baca Juga: BPS Umumkan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III 2025

Ini disampaikannya dalam acara 9th Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS)– Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Germany–Indonesia Strategic Dialogue, Selasa (4/11/2025).

"Kesepakatan substansial IEU-CEPA yang diumumkan beberapa bulan lalu di Bali pada tanggal 23 September, mendanai berbagai bidang seperti perdagangan, investasi, kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, kerja sama UKM, serta peningkatan ekosistem digital dan kemitraan digital," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Rabu (5/11).

Dalam sejumlah kesempatan Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa penguatan ketahanan ekonomi nasional memerlukan perluasan akses pasar dan percepatan kerja sama perdagangan. Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menuntaskan IEU-CEPA sebagai salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Melalui kesepakatan IEU-CEPA, Indonesia diproyeksikan dapat meningkatkan ekspor hingga 58%. Selama dua dekade terakhir, perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa terus tumbuh secara konsisten, dengan neraca perdagangan yang berada di sisi surplus bagi Indonesia. Ke depan, diharapkan kerja sama antarkedua negara tersebut dapat semakin memperkuat hubungan ekonomi dan memperluas volume perdagangan antara kedua pihak.

Selain mampu memperluas akses pasar, kesepakatan IEU-CEPA juga berfokus pada penguatan investasi, peningkatan nilai tambah, dan daya saing. Kesepakatan tersebut mencakup aspek kejelasan regulasi, akses yang lebih luas, serta komitmen terhadap isu keberlanjutan. Melalui kesepakatan tersebut, investor Uni Eropa diharapkan dapat berperan dalam mendukung pengembangan industri hilir dan transisi hijau Indonesia, termasuk akses terhadap mineral kritis yang menjadi bagian penting dari rantai pasok global.

Dengan diselesaikannya IEU-CEPA, peran Uni Eropa bagi Indonesia kini berkembang dari sekadar mitra dagang menjadi mitra investasi strategis yang mendorong pengembangan industri bernilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan percepatan proses industrialisasi nasional. Melalui kesepakatan tersebut, standar produk Eropa kini akan semakin terbuka bagi pasar Indonesia, termasuk melalui pengaturan dan pengakuan bersama sertifikasi halal. Dengan mekanisme tersebut, produk halal asal Uni Eropa dapat langsung memperoleh akses ke pasar Indonesia, memperkuat arus perdagangan yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.

Di sisi lain, perjanjian ini juga membuka peluang lebih luas bagi produk-produk unggulan Indonesia yang telah lama dikenal di pasar Eropa, seperti kopi, kakao, karet, minyak sawit, furnitur, dan produk elektronik, untuk menikmati fasilitas bea masuk nol persen di pasar Uni Eropa. Selain itu, akses terhadap produk-produk impor dari Uni Eropa seperti farmasi, mesin industri, peralatan mekanis, dan elektronik juga akan mendukung kebutuhan barang modal Indonesia. Hal ini penting untuk memperkuat kapasitas industri nasional yang selama ini banyak mendapatkan pasokan dari negara-negara ASEAN.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: