Kredit Foto: Youtube BPMI Setpres
Di tengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia kembali menunjukkan ketahanan dan daya saing yang kuat dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,04% (yoy) pada Triwulan III 2025 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Angka tersebut tetap berada pada jalur untuk mencapai target pertumbuhan tahunan 5,2%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan, pencapaian ini didorong konsumsi rumah tangga yang solid, investasi yang terus meningkat, serta kebijakan fiskal dan moneter yang terkoordinasi dengan baik.
"Pemerintah berkomitmen menjaga momentum ini melalui dukungan bagi sektor produktif dan hilirisasi industri, percepatan belanja negara, dan penguatan perlindungan sosial," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Kamis (6/11).
Optimisme terhadap perekonomian Indonesia juga tercermin dari laporan IMF yang telah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026 serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu “bright spot” di tengah perlambatan ekonomi global. Kinerja ekonomi Indonesia lebih baik dari sebagian besar negara ASEAN dan G20 seperti Arab Saudi 5,0% yoy; Tiongkok 4,8% yoy; Singapura 2,9% yoy; dan Korea Selatan 1,7%.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor jasa pendidikan, seiring dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja pendidikan, serta jasa perusahaan yang terdorong peningkatan aktivitas penyewaan dan jasa tenaga kerja. Sementara sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB tetap didominasi industri pengolahan (19,15%), perdagangan (14,25%), dan pertanian (13,19%).
Secara kewilayahan, perekonomian nasional juga semakin inklusif. Pulau Jawa tumbuh 5,17% dengan kontribusi 56,68% terhadap PDB nasional, diikuti Sulawesi (5,84%), Sumatera (4,90%), Kalimantan (4,70%), serta Maluku dan Papua (2,64%) yang didorong oleh aktivitas pengolahan sumber daya alam.
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama dengan pertumbuhan 4,89% (yoy), didukung oleh stimulus pemerintah dan peningkatan mobilitas masyarakat. Investasi juga meningkat signifikan, tercermin dari realisasi PMA dan PMDN hingga Triwulan III 2025 yang mencapai Rp1.434,3 triliun (tumbuh 13,7% yoy). Indeks PMI Manufaktur pada Oktober 2025 berada di level ekspansif 51,2, menunjukkan potensi percepatan di triwulan berikutnya.
Stabilitas harga tetap terjaga dengan inflasi Oktober 2025 sebesar 2,86% (yoy), masih dalam rentang sasaran 2,5±1%. Kondisi eksternal juga solid dengan cadangan devisa USD148,7 miliar dan rasio utang luar negeri pada level aman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement