Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Standard Chartered: Stabilitas Keuangan Negara Berkembang Terancam Stablecoin

Standard Chartered: Stabilitas Keuangan Negara Berkembang Terancam Stablecoin Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa Bank Global, Standard Chartered memperingatkan bahwa meningkatnya penggunaan stablecoin di negara-negara berkembang dapat menimbulkan risiko serius bagi stabilitas sistem keuangan global.

Dilansir dari Forbes, Senin (10/11), dalam laporan riset terbarunya, bank tersebut memproyeksikan potensi arus keluar dana hingga triliunan dolar dari sistem perbankan negara berkembang menuju aset stablecoin pada akhir 2028.

Baca Juga: Jepang Dukung Bank Uji Coba Penerbitan Stablecoin

Hal ini terjadi seiring perkembangan stablecoin yang kini menjadi salah satu instrumen paling berpengaruh dan paradoksal di dunia keuangan.

Di negara maju, stablecoin banyak digunakan untuk perdagangan aset kripto dan penyelesaian transaksi institusional. Sementara di negara berkembang, penggunaannya menjadi alat lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang lokal.

Standard Chartered menilai bahwa peralihan dana masyarakat dari perbankan konvensional ke stablecoin berpotensi memicu pelarian simpanan (deposit flight) dan melemahkan peran bank sentral lokal, terutama di negara dengan sistem keuangan rapuh.

“Motivasi utama pertumbuhan stablecoin di pasar berkembang adalah preservasi kekayaan, bukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk mempertahankannya,” tulis Standard Chartered.

Dari Argentina hingga Nigeria, masyarakat beralih dari peso, lira, atau naira ke stablecoin berbasis dolar guna melindungi daya beli mereka. Namun, ketika dana lokal dialihkan ke aset digital, likuiditas perbankan domestik menyusut, mempersempit kemampuan pemerintah untuk membiayai ekonomi dan menstabilkan nilai tukar.

Baca Juga: The Fed: Pertumbuhan Stablecoin Bisa Pengaruhi Kebijakan Moneter AS

Standard Chartered menyebut fenomena ini sebagai paradoks: di saat stablecoin memberi stabilitas individu, mereka justru dapat menggerus fondasi stabilitas keuangan nasional di negara-negara berkembang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: