- Home
- /
- Government
- /
- Government
Prof Stella Christie Ungkap Strategi Pemerintah Tekan Hoaks Berbasis Riset
Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI Prof. Stella Christie memaparkan langkah strategis pemerintah dalam menekan penyebaran hoaks dengan pendekatan berbasis riset. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam IABC Indonesia Conference 2025 yang menyoroti peran komunikasi strategis di tengah meningkatnya informasi digital.
Prof. Stella menjelaskan bahwa pemerintah tidak mungkin memverifikasi seluruh arus informasi yang beredar di ruang digital. Menurutnya, volume data yang terus bertambah menempatkan publik pada kondisi zeta informasi yang mustahil ditangani sepenuhnya melalui mekanisme kontrol pemerintah.
“Pertama, research menunjukkan bahwa tidak efektif dan tidaklah mungkin jika pemerintah yang mengayomi semuanya memberitahu bahwa ini benar atau salah,” ujar Prof Christie dikutip Jumat (14/11/2025).
Baca Juga: Di IABC 2025, Emil Dardak Soroti Pentingnya Komunikasi Strategis
Ia menegaskan bahwa strategi pemerintah kini bertumpu pada riset ilmiah dan kolaborasi dengan masyarakat. Setiap individu, menurutnya, perlu dilibatkan agar lebih kritis saat menerima dan menyebarkan informasi.
“Yang harus dilakukan pemerintah adalah mengajak setiap individu untuk bersama-sama,” kata dia.
Prof. Stella memaparkan salah satu temuan riset terbaru yang melibatkan platform media sosial melalui sistem nudging. Ia menjelaskan bahwa nudge merupakan intervensi halus yang mendorong pengguna berpikir sebelum membagikan sebuah konten.
“Nudge itu artinya nyenggol dikit Tidak kasih hukuman, tidak kasih reward Tapi nyenggol, eh mikir dulu deh Ini benar atau enggak ya Cukup dengan kata-kata halus seperti itu Terbukti dari riset kita bisa menurunkan Kemungkinan share sesuatu yang hoax,” tuturnya.
Baca Juga: Penguatan Komunikasi Publik Jadi Prioritas Utama Kemenko Perekonomian
Pendekatan ini, berdasarkan hasil riset yang ia sampaikan, terbukti dapat menurunkan kemungkinan pengguna menyebarkan informasi palsu. Intervensi tersebut tidak memaksa, tetapi memberikan jeda berpikir yang dinilai efektif dalam mengurangi laju penyebaran hoaks.
Ia menambahkan bahwa upaya menekan hoaks tidak bisa dibebankan hanya pada pemerintah ataupun platform digital. Kolaborasi menjadi kunci, baik melalui pendekatan ilmiah, edukasi publik, maupun pengembangan perilaku digital yang lebih berhati-hati.
“Kita harus bekerja sama untuk bagaimana setiap individu kita itu bisa lebih berpikir dan memelankan diri untuk bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah,” ujar Prof. Stella.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement