Pejabat The Fed Terbelah, Tak Ada Kepastian Soal Pemangkasan Suku Bunga di Desember 2025
Kredit Foto: Istimewa
Federal Reserve (The Fed) terbelah dalam menentukan arah kebijakan suku bunga yang akan diambil pada akhir tahun nanti menyusul sejumlah data ekonomi yang belum pasti akibat penutupan pemerintahan dari Amerika Serikat (AS)
Dilansir Sabtu (15/11) Tiga pejabat bank sentral kembali menyoroti kekhawatiran terhadap inflasi jelang rilis data ekonomi terbaru menyusul akan dibuka kembalinya pemerintahan dari AS. Di sisi lain, ada pejabat yang menilai data ekonomi yang tersedia saat ini mendukung perlunya pemangkasan suku bunga tambahan.
Baca Juga: Bali Towerindo (BALI) Bakal Tawarkan Sukuk Ijarah Rp1,35 Triliun
Pandangan yang bertolak belakang tersebut, ditambah perubahan taruhan pasar, menandakan betapa sengitnya perdebatan yang mungkin terjadi pada pertemuan di 9–10 Desember.
Sentimen pasar juga dapat berubah pekan depan ketika lembaga statistik pemerintah mulai merilis data ekonomi untuk pertama kalinya dalam enam minggu, dan lebih banyak pejabat bank sentral menyampaikan pandangan mereka.
Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid, Presiden Fed Dallas Lorie Logan, dan Presiden Fed Cleveland Beth Hammack sebagian besar mengulangi pandangan hawkish yang telah mereka sampaikan setelah pemangkasan suku bunga bulan lalu.
“Tidak jelas bahwa kebijakan moneter harus melakukan lebih banyak saat ini,” kata Hammack.
“Menjelang pertemuan akhir tahun, saya rasa sulit untuk mendukung pemangkasan suku bunga tambahan kecuali kita mendapatkan bukti kuat bahwa inflasi turun lebih cepat dari ekspektasi saya, atau pelemahan pasar tenaga kerja lebih dari sekadar pendinginan gradual," kata Logam.
Schmid mengatakan alasan di balik penolakannya terhadap pemangkasan suku bunga pada bulan lalu masih menjadi acuannya menuju pertemuan di Desember.
“Saya tidak berpikir pemangkasan suku bunga lebih lanjut akan banyak membantu menutup celah di pasar tenaga kerja, tekanan yang lebih mungkin muncul dari perubahan struktural dalam teknologi dan kebijakan imigrasi,” ujarnya.
“Pemangkasan dapat berdampak jangka panjang pada inflasi ketika komitmen kita terhadap target dua persen semakin dipertanyakan," tambahnya.
Sebaliknya, Gubernur Fed Stephen Miran justru menyuarakan perlunya pemangkasan suku bunga lanjutan. Miran menginginkan pemangkasan lebih besar daripada penurunan seperempat poin yang akhirnya diputuskan di Oktober.
Adapun Ketua Fed Jerome Powell mengatakan langkah pemangkasan suku bunga merupakan asuransi terhadap potensi memburuknya kondisi pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Ekonom Jepang: Bank of Japan Sebaiknya Tunda Kenaikan Suku Bunga
Namun dengan tertundanya publikasi data akibat shutdown, ia menyampaikan bahwa bank sentral perlu berhati-hati hingga kabut data mereda. Ia juga mengakui adanya perbedaan pandangan kuat di dalam komite penetapan suku bunga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement