- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Harga Minyak Turun, Amerika Serikat Dorong Kerangka Perdamaian Ukraina-Rusia
Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Harga minyak turun pada perdagangan di Rabu (19/11). Amerika Serikat (AS) dilaporkan kembali mendorong upaya mengakhiri perang dari Rusia-Ukraina. Ia bahkan telah menyusun kerangka perdamaian yang diusulkan kepada Kyiv.
Dilansir dari Reuters, Kamis (20/11), Harga Brent merosot 2,1% ke US$63,51. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 2,1% menjadi US$59,44.
Baca Juga: Minyak Sawit Akan Terus Mainkan Peran Kunci Sebagai Kekuatan Ekonomi RI
Washington memberi sinyal untuk mendamaikan Rusia-Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy didorong untuk menerima kerangka perdamaian yang disusun AS. Hal itu mencakup penyerahan wilayah dan sebagian persenjataan dari Ukraina.
Para analis menilai kemungkinan berakhirnya perang dapat membuka jalan bagi meningkatnya aliran minyak dari Rusia. Hal tersebut memperparah kekhawatiran kelebihan pasokan.
“Dengan jumlah minyak di laut, dalam penyimpanan terapung, dan yang disanksi, harga mungkin berakhir dalam kisaran US$50-an,” kata Analis Energi TP ICAP Group, Scott Shelton.
Baca Juga: Dua Dekade Jelang 100 Tahun, SLB Pacu Inovasi di Industri Migas Indonesia
AS sebelumnya juga menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil Rusia. Departemen Keuangan Amerika Serikat mengatakan sanksi tersebut telah menekan pendapatan minyak dari Rusia.
Namun, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak membantah bahwa sanksi mempengaruhi produksi minyak dan mengatakan bahwa pihaknya akan memenuhi kuota produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Baca Juga: BPDP Kenalkan Program Sawit dan Produk UMKM Berbahan Sawit di IFBC 2025
Baca Juga: IPOC 2025: Indonesia Perkuat Komitmen Pengembangan Biodiesel Nasional
Adapun Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) melaporkan penurunan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan pekan lalu akibat meningkatnya operasi kilang dan ekspor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement