Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembiayaan Dinilai Belum Optimal, SeaBank–WWB Luncurkan UMKM Pintar Atasi Masalah Literasi Keuangan

Pembiayaan Dinilai Belum Optimal, SeaBank–WWB Luncurkan UMKM Pintar Atasi Masalah Literasi Keuangan Kredit Foto: Seabank
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kesenjangan literasi keuangan dinilai masih menjadi penghambat utama akses pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk menjawab tantangan tersebut, SeaBank Indonesia dan Women’s World Banking (WWB) meluncurkan platform pembelajaran digital UMKM Pintar.

Peluncuran ini diresmikan oleh perwakilan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian PPPA, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan.

Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menyatakan UMKM merupakan penopang perekonomian nasional dengan jumlah mencapai 65,5 juta unit pada 2025. Sektor ini menyumbang 61,9 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dan menyerap lebih dari 119 juta tenaga kerja. Namun ia menegaskan masih banyak pelaku usaha menghadapi hambatan mendasar seperti minimnya riwayat kredit (SLIK), agunan, serta pencatatan keuangan yang tidak memadai.

Baca Juga: 77% UMKM Masih Manual, Mekari dan OCBC Integrasikan Sistem Keuangan Secara Digital

“Pembiayaan hanya akan berdampak jika UMKM memiliki literasi keuangan yang baik. Platform UMKM Pintar hadir untuk meningkatkan kapasitas UMKM melalui literasi digital dan keuangan yang lebih terstruktur,” kata Temmy dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (22/11/2025).

Dari sisi pemerintah, Deputi Menteri Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih, menyoroti peran perempuan dalam menjaga perputaran ekonomi keluarga. Ia menyebut akses pembelajaran digital seperti UMKM Pintar memberi ruang bagi perempuan untuk tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian. 

“Perempuan, termasuk para ibu bekerja, menjadi tulang punggung dalam menjaga roda ekonomi tetap berputar,” ujar Amuwarni.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama SeaBank Indonesia, Junedy Liu, menilai pesatnya ekonomi digital belum diiringi kesiapan merata di kalangan UMKM. Ia menyoroti tingginya informalitas dalam pengelolaan usaha, pencatatan keuangan, dan pencampuran keuangan pribadi-usaha yang ikut membatasi akses pembiayaan. 

Baca Juga: Kemenko PM Rumuskan Terobosan Baru Pemasaran UMKM Jawa Barat

“Kondisi ini mencerminkan kesenjangan literasi keuangan, khususnya digital, dan pemanfaatan layanan keuangan formal,” kata Junedy.

Direktur Regional WWB Asia Tenggara, Angelique Timmer, menambahkan bahwa hanya 44 persen wirausaha perempuan mampu bertahan tiga hingga lima tahun berdasarkan riset WWB pada 2023. Ia menilai akses modal, edukasi, dan pendampingan berperan penting bagi ketahanan usaha. Melalui UMKM Pintar, perempuan pelaku usaha dapat mempelajari pengelolaan keuangan, strategi digitalisasi, dan pemanfaatan layanan keuangan formal melalui modul interaktif yang disesuaikan konteks lokal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: