Harus Jadi Katalis Transformasi Ekonomi, Ini Hasil Evaluasi 4 Kredit Program Pemerintah
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan evaluasi kinerja empat skema Kredit Program Pemerintah yang mendukung swasembada pangan, revitalisasi industri padat karya, dan program tiga juta rumah.
Evaluasi tersebut berlangsung dalam kegiatan Focus Group Discussion Sinergi Tahun 2025 dan Arah Kebijakan Tahun 2026 Kredit Program Pemerintah (FGD SEKAR) pada 12-13 November 2025 di Yogyakarta.
Baca Juga: Menko Airlangga Laporkan Kinerja KUR di 2025 dan Program Pembiayaan Lain
Dari hasil monitoring dan evaluasi kinerja penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2025 yang dilakukan oleh Sekretariat Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM, KUR membuktikan diri sebagai program pembiayaan UMKM paling masif dan efektif. Hingga 31 Oktober 2025, penyaluran KUR mencapai Rp228,05 triliun kepada 3,87 juta debitur atau 80,17 persen dari target distribusi tahun ini.
Lebih dari sekadar angka pencairan, KUR menunjukkan kualitas eksekusi dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) hanya 2,28 persen, separuh dari rata-rata NPL kredit UMKM perbankan yang mencapai 4,55 persen.
Penyaluran KUR untuk sektor produksi mencapai 60,7 persen dengan fokus pada pertanian (Rp86,8 triliun) dan jasa (Rp17,7 triliun), sedangkan untuk sektor non produksi (perdagangan) sebesar Rp89,68 triliun.
Proyeksi hingga akhir tahun KUR dapat disalurkan sebesar Rp284,48 triliun (100% dari target 2025) kepada 5,01 juta debitur dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 20 juta orang.
Program KUR juga menunjukkan inklusivitas dengan skema khusus yang menjangkau segmen spesifik. KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia (KUR PMI) mencatatkan penyaluran sebesar Rp64,53 miliar kepada 2.182 Pekerja Migran Indonesia dan peserta magang luar negeri.
Sementara itu, target debitur KUR baru berjalan optimal dengan capaian 2,34 juta debitur (70,6% dari target 2025) dan pemenuhan target debitur KUR graduasi mencapai 79,13% dari target 2025 atau sebanyak 1,17 juta debitur.
Selanjutnya, selain KUR terdapat tiga skema Kredit Program Pemerintah lainnya yakni Kredit Usaha Alsintan (Kredit Alsintan), Kredit Industri Padat Karya (KIPK), dan Kredit Program Perumahan (KPP). Kredit Alsintan yang dirancang khusus untuk modernisasi alat dan mesin pertanian guna mendukung swasembada pangan, telah tersalurkan Rp51,6 miliar.
Kemudian KIPK yang dimaksudkan untuk peremajaan mesin produksi dengan 15 penyalur siap melayani plafon Rp787 miliar untuk 375 debitur, dan KPP secara akumulasi dari sisi supply maupun demand berhasil menorehkan penyaluran Rp387,1 miliar kepada 177 debitur.
Ketiga Kredit Program Pemerintah yang relatif baru ini sudah mampu menunjukkan perkembangan positif yang berpotensi untuk diakselerasi pada tahun 2026.
“Arahan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto jelas yaitu Kredit Program 2026 harus lebih dari sekadar pencairan dana. Ini harus menjadi katalis transformasi ekonomi, dari usaha yang subsisten ke produktif, dari pertanian tradisional ke modern, dari industri padat karya ke value added industry, dan dari backlog perumahan ke kepemilikan hunian layak,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Selasa (25/11).
Secara garis besar, blueprint Kredit Program tahun 2026 adalah dari Program Pemerintah ke Gerakan Nasional. Target KUR 2026 akan disesuaikan dengan arah program prioritas nasional, proyeksi pertumbuhan usaha produktif, dan kapasitas fiskal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement