Kredit Foto: BEI
PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) menunda proyek pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur, meski fasilitas tersebut sebelumnya menjadi fokus utama ekspansi perseroan.
Penundaan diumumkan dalam paparan publik yang digelar hari ini, di mana manajemen mengonfirmasi bahwa konstruksi baru akan dimulai pada 2027.
Keputusan ini diambil setelah perseroan menilai kapasitas dua pabrik yang telah beroperasi masih mampu memenuhi kebutuhan produksi selama beberapa tahun ke depan.
Manajemen YUPI menyampaikan bahwa fasilitas produksi di Bogor dan Karanganyar saat ini masih mencukupi permintaan sampai 2027.
Baca Juga: YUPI Kucurkan Dividen Interim Rp300 Miliar untuk Pemegang Saham
Hal tersebut menjadi dasar penjadwalan ulang proyek yang semula ditargetkan berlangsung mulai pertengahan 2025.
Di sisi lain, proses perizinan teknis, lingkungan, tata ruang, dan operasional untuk pabrik baru juga masih berlangsung, termasuk koordinasi dengan sejumlah instansi pemerintah.
Dalam materi resmi, YUPI menjelaskan bahwa penyelesaian izin dan kelengkapan administratif menjadi salah satu faktor penundaan pembangunan.
Beberapa proses tambahan—seperti balik nama lahan—masih berjalan dan belum dapat diselesaikan sesuai jadwal awal yang disampaikan saat penawaran saham perdana.
Rencana pembangunan pabrik Nganjuk sebelumnya menjadi komitmen utama perseroan ketika melantai di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2025.
Saat IPO, YUPI menargetkan penyelesaian desain dan rencana teknis pada Maret 2025, kemudian tender pada April 2025, dan memulai pembangunan fisik sekitar Juni 2025 hingga Juli 2026. Proyeksi operasi paling cepat saat itu adalah tahun 2026.
Dalam prospektus IPO, sekitar 72% dana hasil penawaran umum—setara Rp437,5 miliar dari total dana Rp2,04 triliun—dialokasikan untuk belanja modal pembangunan pabrik Nganjuk.
Sisanya, sekitar 28%, disiapkan untuk kebutuhan modal kerja, termasuk pengadaan bahan baku, pengelolaan term of payment, dan pengembangan pasar.
Manajemen kembali menegaskan bahwa konstruksi pabrik akan melibatkan kontraktor pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan perseroan.
Mekanisme penunjukan dilakukan melalui tender sesuai ketentuan pengadaan.
Namun hingga kini, perseroan belum memberikan penjelasan terkait pengalihan atau perubahan alokasi dana IPO yang sebelumnya diarahkan pada proyek tersebut.
Baca Juga: Belasan Pabrik Kakao Tutup, BPDP Beberkan Penyebabnya
YUPI resmi mencatatkan saham pada Maret 2025 dengan melepas 854,45 juta saham atau 10% dari modal disetor penuh.
Harga penawaran ditetapkan Rp2.390 per saham sehingga perusahaan menghimpun dana sekitar Rp2,04 triliun.
Saat ini, YUPI mengoperasikan pabrik di Gunung Putri, Jawa Barat, pabrik di Karanganyar, Jawa Tengah, serta fasilitas pengemasan di Samolo, Jawa Barat.
Berdasarkan prospektus, total kapasitas produksi hingga akhir 2024 diperkirakan mencapai 92.880 ton per tahun. Perseroan menjalankan beberapa lini untuk produk gummy, extruded soft candy, Bolicious, dan marshmallow, dengan porsi terbesar berasal dari kategori gummy.
Hingga berita ini diturunkan, YUPI belum memberikan klarifikasi lanjutan mengenai perkembangan pengurusan izin maupun kepastian penggunaan dana IPO yang sudah dialokasikan untuk proyek pabrik baru tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement