Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
Harga minyak dunia ditutup menguat pada perdagangan di Rabu (26/11). Hal ini terjadi setelah investor menilai prospek kelebihan pasokan global serta perkembangan pembicaraan damai Rusia–Ukraina. Semuanya terjadi jelang libur dari Thanksgiving di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Kamis (27/11), Harga Brent naik 1,04% ke US$63,13. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 1,21% ke US$58,65.
Baca Juga: RI Genjot Survei Migas 2D-3D, Target Produksi 1 Juta Barel per Hari di 2029
Baca Juga: Bakal Dapat Kucuran Dana dari Danantara, Bos Krakatau Steel Bilang Gini
Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah meningkat menjadi 426,9 juta barel pada pekan lalu, didorong lonjakan impor.
“Kita jelas berada di jalur menuju kelebihan pasokan yang cukup besar. Kenaikan stok minyak mentah ini merupakan indikasi jelas dari kondisi tersebut,” kata Mitra Again Capital, John Kilduff.
Meski demikian, harga minyak memperoleh dukungan dari meningkatnya ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga bank sentral pada Desember. Suku bunga yang lebih rendah dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan energi.
Pelaku pasar juga menunggu kejelasan terkait perkembangan negosiasi antara Rusia dan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kesiapannya untuk mendorong kerangka kerja perdamaian yang didukung Amerika Serikat.
Baca Juga: Kontribusi Industri Sawit dalam Pilar Pembangunan Lingkungan
Baca Juga: Minyak Sawit sebagai Solusi atas Tantangan Keberlanjutan Global
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyebut dirinya telah menginstruksikan para perwakilannya untuk bertemu secara terpisah dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement