Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Blockchain, Fintech Brasil Hadirkan Layanan Mikroloan Petani

Lewat Blockchain, Fintech Brasil Hadirkan Layanan Mikroloan Petani Kredit Foto: Unsplash/Launchpresso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan Fintech Brasil, Tanssi tengah meluncurkan proyek blockchain yang didukung pemerintah untuk layanan mikroloan bagi kelompok petani di São Paulo, Brasil.

Direktur Pengembangan Bisnis Tanssi, Luis Dal Porto mengatakan bahwa proyek tersebut bernama TerraLogs. Ia mendapat dukungan resmi dari Pemerintah Kota São Paulo.

Baca Juga: Hadir di Bali Blockchain Summit 2025, PERURI Dorong Kedaulatan Data dan Kepercayaan Digital

Dal Porto mengatakan bahwa layanannya nanti menawarkan pinjaman cepat  untuk produsen pertanian skala kecil hingga R$15.000. Infrastruktur layanan ini berjalan di atas teknologi blockchain berbasis “appchains” yang disediakan oleh Tanssi.

Ia juga mengatakan bahwa aplikasi mobile untuk layanan tersebut sudah tersedia dan dijadwalkan mulai beroperasi bulan depan. Penggunaan blockchain juga berada sepenuhnya di sisi backend sehingga tidak terlihat oleh pengguna.

“Dalam praktiknya, blockchain bahkan tidak terlihat. Ini berupa aplikasi mobile yang ditawarkan kepada para produsen, dan mereka juga memiliki mesin pembayaran fisik,” ujarnya, dilansir Senin (1/12).

“Ekosistemnya sepenuhnya tertutup untuk meningkatkan kontrol penggunaan kredit dan memitigasi risiko," tambah Dal Porto.

Menurut Dal Porto, pihak pengembang memilih perusahaannya dibandingkan blockchain publik seperti ethereum atau solana karena pertimbangan biaya dan performa. Dengan menggunakan dana publik, tim menilai bahwa kepastian biaya transaksi dan keandalan menjadi prioritas utama dari Sao Paulo..

“Masalah klasik dalam blockchain publik adalah bottleneck dan biaya transaksi yang fluktuatif,” kata Dal Porto.

Baca Juga: Universe of Gamers (UOG) Resmi Meluncur, Token Kripto Anak Bangsa Jembatani Blockchain dan Game

“Mereka membutuhkan prediktabilitas dalam pengeluaran. Jika mereka menetapkan biaya 5%, perubahan biaya transaksi bisa menjadi risiko yang tidak bisa diprediksi," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: