Kredit Foto: Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong sinergi berbagai pihak dalam mengoptimalkan potensi perekonomian Indonesia yang bergerak semakin kuat.
Memasuki akhir 2025, perekonomian Indonesia memiliki prospek optimis menuju 2026 dengan fundamental yang semakin kuat.
Baca Juga: Menko Airlangga Ungkap Dua Hal yang Dibutuhkan untuk Capai Indonesia Emas 2045
Di tengah tantangan global yang masih berlanjut, indikator utama ekonomi nasional menunjukkan ketahanan dan momentum pemulihan yang solid.
Pemerintah terus memperkuat bauran kebijakan, baik fiskal maupun nonfiskal, untuk memastikan stabilitas pertumbuhan, peningkatan daya beli, serta perluasan peluang investasi di berbagai sektor prioritas.
Ini disampaikan Airlangga secara daring pada the 3rd Trade, Tourism, and Investment Business Forum yang mengangkat tema Indonesian Economic Outlook 2026: Strategic Partnerships for Business, Trade, and Tourism Investment di Jakarta, Selasa (2/12/2025).
“Forum ini hadir di saat yang krusial. Menjelang tahun 2026, Indonesia tetap tangguh, melanjutkan perjalanannya sebagai salah satu negara dengan perekonomian paling dinamis dan menjanjikan di dunia. Untuk mengoptimalkan seluruh potensinya, kita membutuhkan sinergi kolaboratif,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Rabu (3/12).
Dalam forum tersebut, Menko Airlangga memaparkan bahwa beberapa indikator fundametal ekonomi utama semakin solid, dengan PMI Manufaktur mencapai 53,3 pada November, Indeks Keyakinan Konsumen di level 121,2 pada Oktober, dan pengeluaran rumah tangga meningkat menjadi 312,8 pada pertengahan November.
Kinerja perdagangan luar negeri juga tetap kuat dengan surplus USD35,88 miliar sepanjang Januari hingga Oktober 2025, menandai surplus selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Momentum pertumbuhan ekonomi nasional tersebut juga diperkuat melalui serangkaian kegiatan akhir tahun yang disiapkan Pemerintah untuk mengakselerasi konsumsi masyarakat, termasuk program diskon berbagai moda transportasi yang diselenggarakan pada 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.
Selain itu, bulan Desember juga akan diisi oleh 37 agenda pariwisata besar, penyelenggaraan EPIC Sale, Harbolnas, dan Program BINA yang diperkirakan menggerakkan sektor pariwisata dan ritel dengan nilai transaksi mencapai Rp120 triliun.
Kinerja pariwisata Indonesia juga menunjukkan capaian positif. Kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 12,75 juta dari Januari hingga Oktober 2025. Sementara itu, perjalanan wisatawan nusantara telah mencapai 96 juta di bulan Oktober, tumbuh sekitar 18% (yoy).
Lebih lanjut, prospek perekonomian tahun 2026 juga diperkuat melalui pelaksanaan APBN yang diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan inklusif.
Pemerintah menggelontorkan sekitar Rp2.500 triliun atau USD150 miliar untuk melaksanakan berbagai program prioritas, termasuk ketahanan pangan, ketahanan energi, Program Makan Bergizi Gratis, hingga pendidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement