Kemenkeu: Dampak Bencana di Sumatra Belum Pengaruhi Arah Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai rangkaian bencana besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra belum memberikan tekanan signifikan terhadap arah pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil asesmen sementara menunjukkan dampak ekonomi yang muncul masih berada dalam batas yang dapat ditangani pemerintah.
Direktur Strategi Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi Kemenkeu, Andriansyah, menyampaikan bahwa pemerintah masih memiliki ruang untuk menjaga momentum pertumbuhan.
“Dampaknya tentu ada,” ujar Andriansyah saat ditemui di Jakarta, Jumat (5/12/2025). “Tapi dari sisi angka, kita masih melihat ruang untuk menjaga pertumbuhan agar tetap sejalan dengan target anggaran pemerintah.”
Baca Juga: Kemenkeu Hadiri Rapat Gubernur Bank Indonesia, Intip Pembahasannya
Data Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia sepanjang 2024 tumbuh 5,03 persen secara c-to-c, sedikit melambat dibandingkan 2023 yang mencapai 5,05 persen. Pada kuartal IV 2024, pertumbuhan tercatat 5,02 persen (yoy), kemudian melemah menjadi 4,87 persen pada triwulan I 2025. Namun, pemulihan terlihat pada triwulan II 2025 ketika pertumbuhan menanjak menjadi 5,12 persen.
Proyeksi berbagai lembaga untuk periode 2025–2026 masih menempatkan pertumbuhan di kisaran 5 hingga 5,2 persen. Pemerintah menilai proyeksi tersebut realistis selama konsumsi domestik kuat dan investasi tidak mengalami perlambatan signifikan.
“Kami perhatikan ekonomi masih punya daya tahan,” tutur Andriansyah. “Konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah tetap menopang pergerakan.”
Kajian CELIOS: Kerugian Bisa Mencapai Rp 68,6 Triliun
Meski pemerintah menilai dampak bencana relatif terkendali, kajian lembaga independen memberikan gambaran berbeda. Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan bahwa kerugian ekonomi akibat bencana di Sumatra dapat mencapai Rp 68,6 triliun. Berdasarkan pemodelan mereka, kerugian sebesar itu berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi nasional hingga 0,29 persen.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Diproyeksikan Hanya 5,2% di 2026
Estimasi tersebut mencakup kerusakan infrastruktur, gangguan pada sektor pertanian dan perkebunan, serta tekanan terhadap konsumsi dan investasi di wilayah terdampak. Dampaknya dapat berlanjut dalam beberapa bulan, terutama pada aktivitas ekonomi masyarakat dan pelaku usaha kecil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement