Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga bitcoin bergerak naik pada perdagangan di Senin (8/12). Kenaikan tersebut didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Coinmarketcap, harga bitcoin diperdagangkan dengan sentimen bullish dan mencoba menembus level US$92.000. Hal ini terjadi setelah sebelumnya ia pulih dari penurunan mendekati US$80.000.
Baca Juga: Pasar Kripto Bitcoin Diproyeksi Pulih di Desember
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar dua puluh lima basis poin ke 3,5%–3,75%. Jika terwujud, ini akan menjadi penurunan ketiga berturut-turut di 2025.
Pemangkasan suku bunga umumnya menambah likuiditas dalam sistem keuangan, mendorong pinjaman dan investasi serta meningkatkan minat pada aset berisiko. Suku bunga yang lebih rendah juga menekan imbal hasil obligasi jangka pendek, sehingga mendorong kenaikan harga obligasi.
Sejumlah pengamat melihat bahwa pergerakan imbal hasil obligasi menunjukkan pemangkasan suku bunga sudah dianggap pasti. Para pelaku pasar obligasi juga mulai memperhitungkan kemungkinan sikap bank sentral yang tetap berhati-hati terkait prospek pelonggaran lanjutan di 2026.
“Risikonya bukan pada pemotongan suku bunga itu sendiri, tetapi pada konferensi pers setelahnya,” kata Pendiri 10x Research, Markus Thielen.
Sikap The Fed yang seperti itu berpotensi menghasilkan hawkish cut yang bisa menekan aset berisiko, termasuk bitcoin.
Baca Juga: Investor Bitcoin Mesti Bersiap Hadapi Kenaikan Suku Bunga Yen Jepang
“Powell kemungkinan akan memberi sinyal jeda, bukan penurunan lanjutan. Pasar obligasi sudah mengantisipasi hal itu, sementara pasar kripto sejauh ini masih mengabaikannya," tutur Thielen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement