Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Chief Conservation Officer World Wide Fund (WWF) Indonesia, Dewi Lestari Yani Rizki menyampaikan bahwa melindungi lingkungan dari sampah khususnya sampah plastik tidak mudah. Oleh karenanya, WWF berupaya melaksanakan program yang dapat mengubah pola pikir masyarakat yakni melalui champion penggerak lingkungan.
“Para champion ini datang berbagai dari beragam latar belakang, mulai dari inovator, entrepreneur sosial, hingga seniman yang memberikan edukasi kepada anak-anak tentang lingkungan. Bersama Kemen PPPA, kami berharap bisa membantu keberlanjutan program ini, karena kami percaya para champion ini dapat menularkan pemikiran dan aksi mereka ke wilayah yang lebih luas. Semoga dengan kolaborasi multipihak ini, kita bisa mencegah degradasi lingkungan, membangun masa depan yang lebih baik, dan menciptakan keselarasan antara manusia dan alam,” kata Dewi.
Inisiator Taman Kreasi Olah Sampah Terintegrasi (Takesi) Mutiara Bogor Raya, Ani Hayu Sulistiyowati menceritakan kisahnya awal mula menginisiasi pengelolaan sampah di lingkungannya.
Bermula dari tempat penampungan sampah sementara yang akan ditutup karena tidak terkelola dengan baik, hingga kini 70 persen sampah dapat tertangani. Takesi Mutiara Bogor Raya telah berkembang menjadi sistem pengelolaan sampah terintegrasi yang menghasilkan produk organik seperti pupuk hingga pakan ternak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement