Perkuat Peran Publik, Masyarakat Kota Padang Diajak Pilah Sampah dari Sumbernya
Kredit Foto: Istimewa
Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) hadir di Kota Padang. ISWMP merupakan strategi pengolahan sampah yang tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membenahi sistem layanan dari hulu hingga hilir.
Implementasi ISWMP fokus pada lima pilar utama. Pertama, penyusunan dan penetapan rencana induk sistem pengelolaan sampah (RISPS) serta penguatan regulasi lewat peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. Kedua, peningkatan peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah.
Ketiga, tentang penguatan kelembagaan pengelolaan sampah agar lebih efektif. Keempat, pengembangan mekanisme pendanaan dan sistem penarikan retribusi pengelolaan sampah. Dan kelima, dukungan pendanaan pembangunan fasilitas pengolahan sampah berteknologi tinggi.
Adapun RW 02 Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, terpilih sebagai lokasi pilot project pertama. Dengan jumlah warga sekitar 250 KK yang terdiri dari sekitar 1.000 jiwa, kawasan ini menjadi titik awal pengujian sistem pilah sampah berbasis warga.
Baca Juga: Potensi Ekonomi Kreatif di Padang Cukup Tinggi
Kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan, mulai November 2024 hingga Januari 2025. Kepala BPBPK Sumbar, Maria Doeni Isa, mengingatkan betapa seriusnya persoalan sampah di ibu kota provinsi tersebut.
Menurut data, setiap harinya Padang menghasilkan rata-rata 643 ton sampah, sekitar 467 ton masuk ke TPA, sementara 40 ton lainnya bahkan tidak terkelola sama sekali dan menumpuk di lingkungan sekitar, hanyut ke sungai, atau berakhir di laut.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian bersama. Jika tidak ditangani, akan berdampak pada kesehatan masyarakat dan memperbesar risiko bencana banjir. Masyarakat Padang kini diajak menyadari, sampah bukan sekadar urusan TPA, melainkan isu bersama yang menyangkut kualitas hidup, kesehatan, dan masa depan kota,” jelas Maria.
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menambahkan bahwa Kota Padang setiap harinya menghasilkan lebih dari 640 ton sampah. Sebagian besar masih dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, sebagian kecil didaur ulang, dan sisanya bahkan berakhir di sungai, drainase, atau pantai.
Baca Juga: Menteri KLH: Pengelolaan Sampah Jadi Kunci Sukses Program Gizi Nasional
Maka dari itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha menjadi kunci dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang bukan hanya efektif, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang. "Ke depan, masyarakat harus terus memilah sampah dari rumah. Kota ini tidak akan pernah bersih kalau masyarakat tidak terlibat langsung," tegasnya.
Sementara itu, komitmen untuk terciptanya sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di Kota Padang, diperkuat juga dengan ajang Mamilah Fest 2025 yang digelar di Taman Museum Adityawarman pada Sabtu (16/8). Festival bertema “Padang Goes to Zero Waste” ini dikemas dalam konsep edutainment dengan menggabungkan hiburan dengan edukasi lingkungan.
Rangkaian acaranya meliputi pameran pengelolaan sampah berbasis masyarakat, talkshow inspiratif, penukaran sampah dengan sembako, hingga penandatanganan komitmen bersama berbagai pemangku kepentingan. Kehadiran ratusan warga, komunitas, dan pelaku usaha menunjukkan bahwa kesadaran kolektif mulai tumbuh.
Maria menekankan bahwa pola lama kumpul–angkut–buang tidak lagi relevan. Sistem konvensional itu tidak hanya membebani TPA, tetapi juga gagal menekan pencemaran lingkungan. “Harus ada inovasi dan partisipasi masyarakat. Tanggung jawab lingkungan ini kita pikul bersama,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri
Advertisement