Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Strategi RI Ciptakan SDM Industri Kompeten

Ini Strategi RI Ciptakan SDM Industri Kompeten Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto

BDI Yogyakarta saat ini menyelenggarakan pelatihan vokasi industri yang dirancang dalam skema skilling, upskilling, dan reskilling untuk mempersiapkan tenaga kerja siap pakai di sektor industri. Pelatihan dilaksanakan melalui rangkaian proses yang meliputi rekrutmen peserta, penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), hingga fasilitasi penempatan kerja di perusahaan mitra. BDI juga menerapkan tracer study untuk memastikan kualitas lulusan terukur dan relevan.

Dalam lima tahun terakhir, lebih dari 28.000 peserta telah mengikuti pelatihan vokasi di BDI Yogyakarta, yang sebagian besar terserap di industri. “Kami tidak hanya melatih, tetapi memastikan lulusan memiliki kompetensi yang betul-betul dibutuhkan industri. Ini menjadi kepercayaan yang terus kami jaga,” ujar Kunto.

BDI Yogyakarta juga memberikan layanan pelatihan bagi kelompok khusus. Program bagi penyandang disabilitas misalnya, dilaksanakan dengan pendekatan non-diskriminatif, menyediakan fasilitas ramah disabilitas, pendampingan interpreter, hingga penempatan kerja di industri mitra.

Selain itu, BDI Yogyakarta telah menyiapkan pelatihan bagi calon tenaga kerja luar negeri, khususnya Jepang, dan telah memfasilitasi penempatan 123 peserta ke berbagai perusahaan Jepang seperti PT Daiho, PT Nakatsugawa Kasei, dan lainnya. Untuk memperluas peluang kerja bagi alumni pelatihan, BDI Yogyakarta menjajaki kerja sama strategis dengan KP2MI sepanjang tahun 2025–2026. Kerja sama ini diharapkan memperkuat persiapan tenaga kerja yang memenuhi standar pasar internasional.

BDI Yogyakarta juga turut mendorong pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan bagi warga binaan pemasyarakatan di berbagai rutan dan lapas, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra industri. Sementara bagi santri dan alumni pesantren, pelatihan operator garmen diberikan untuk membuka peluang kerja dan wirausaha di sektor tekstil.

Kunto menegaskan bahwa sinergi dengan pelaku usaha dan pemerintah daerah menjadi fondasi penting dalam memastikan mutu pelatihan. “Industri membutuhkan tenaga kerja kompeten yang siap masuk ke lini produksi. Karena itu, kami aktif menjembatani kebutuhan tersebut dengan merancang kurikulum dan pelatihan yang sesuai,” pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: