Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inovasi Layanan Teknis Jadi Elemen Fundamental dalam Penguatan Industri RI

Inovasi Layanan Teknis Jadi Elemen Fundamental dalam Penguatan Industri RI Kredit Foto: Kemenperin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam membangun industri nasional yang lebih kokoh dan kompetitif hingga tingkat global, penguatan sistem standardisasi, mutu, dan layanan jasa industri merupakan elemen fundamental.

Sehingga kini hadirnya lembaga layanan teknis yang kredibel, responsif, dan mampu menawarkan solusi terintegrasi bagi sektor usaha dari skala kecil, menengah hingga besar merupakan tuntutan bagi perkembangan industri.

Baca Juga: Peringati Hari Anti Korupsi Sedunia, Kemenko Perekonomian Perkuat Integritas

“Transformasi industri tidak hanya berbicara mengenai kapasitas produksi, tetapi juga kepastian mutu, penguatan ekosistem, serta kemampuan industri memenuhi standar global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Kamis (11/12). 

Menperin memberian apresiasi terhadap kegiatan Temu Pelanggan dan Mitra Strategis (Tanda Mata) 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBIHPMM), karena sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam mempercepat penguatan industri nasional.

“Khususnya melalui inovasi layanan teknis yang semakin relevan dengan kebutuhan industri masa kini. Inovasi dan digitalisasi layanan, transparansi tata kelola, serta peningkatan kapasitas teknologi akan terus menjadi fokus kami,” tegasnya.

Data BPS menunjukkan bahwa perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan II/2025 tumbuh 4,94 persen secara tahunan, dengan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi kontributor terbesar. Nilai tambah ekonomi daerah tersebut mencapai Rp188,48 triliun.

Melihat kekuatan sumber daya dan dinamika wilayah, Kemenperin menetapkan enam Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) di Sulawesi Selatan sesuai amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015–2035. Penetapan ini menjadi bagian dari akselerasi pemerataan pembangunan industri ke seluruh Indonesia.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahap III tahun 2025–2035 menempatkan Indonesia pada target strategis sebagai Negara Industri Tangguh. Ciri utama dari pencapaian tersebut meliputi struktur industri yang kuat dan dalam, kemampuan bersaing di tingkat global, serta penerapan inovasi dan teknologi secara menyeluruh. Dalam kerangka besar tersebut, BSKJI memegang peran vital sebagai penggerak utama penguatan layanan teknis dan standardisasi di berbagai sektor industri.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Emmy Suryandari menyampaikan, pihaknya terus memperkuat kolaborasi dan kapasitas layanan dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing industri nasional.

Emmy juga menegaskan, potensi sektor hasil perkebunan, mineral logam, dan maritim di Sulawesi Selatan membuka ruang besar untuk terjalinnya sinergi antara industri kecil, menengah, hingga industri besar di berbagai wilayah. “Kami optimistis bahwa dengan sinergi yang kuat, industri nasional akan tumbuh lebih mandiri, kompetitif, dan mampu bersaing di pasar global,” ungkapnya.

Menurut Emmy, kegiatan Tanda Mata BBIHPMM 2025 turut menjadi momentum penting bagi penguatan ekosistem layanan jasa industri. Acara ini dihadiri 200 peserta dari pelaku industri, instansi pemerintah, akademisi, asosiasi profesi, dan media. Melalui kegiatan tersebut, BBIHPMM menegaskan posisinya sebagai pusat inovasi layanan teknis di wilayah tengah dan timur Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: