Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Kamis (11/12). Federal Reserve (The Fed) menyampaikan prospek kebijakan yang lebih dovish dari perkiraan pasar.
Dilansir dariĀ Reuters, Jumat (12/12), Indeks Dolar turun 0.3% ke 98,334. The Fed mematahkan ekspektasi pelaku pasar yang sebelumnya memperhitungkan sinyal lebih hawkish.
Baca Juga: Dolar Hasil DHE SDA Hanya Boleh Parkir di Himbara Mulai 2026, Ini Kata Purbaya
The Fed menurunkan suku bunga sesuai dengan perkiraan, namun reaksi pasar lebih dipengaruhi oleh pesan kebijakan, proyeksi serta perpecahan suara dalam pemungutan.
"Pasar masuk ke pertemuan bank sentral dengan ekspektasi condong hawkish. Powell tidak terlalu dovish, tetapi ia membuka peluang untuk pemangkasan lanjutan," kata Ahli Strategi Valas UBS, Vassili Serebriakov.
Nada The Fed tersebut kontras dengan pernyataan pejabat bank sentral yang mengisyaratkan peluang kenaikan suku bunga pada langkah berikutnya.
Selain tekanan kebijakan, dolar juga terpukul oleh data tenaga kerja. Klaim awal tunjangan pengangguran naik 44.000 menjadi 236.000 di 6 Desember.
Dolar tertekan lebih lanjut setelah imbal hasil obligasi pemerintah turun menyusul pengumuman bahwa bank sentral akan mulai membeli obligasi pemerintah jangka pendek mulai 12 Desember. Putaran awal pembelian mencapai sekitar US$40 miliar.
Baca Juga: Analis: Stablecoin Dolar Tak Mungkin Bakal Hancurkan Ekonomi Negara Berkembang
Suntikan likuiditas itu dinilai positif bagi sentimen pasar dan aset berisiko, namun negatif bagi aset safe haven seperti dolar AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement