Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksesi RI ke OECD Capai Kemajuan Nyata, Kemenko Perekonomian Perkuat Komunikasi Publik

Aksesi RI ke OECD Capai Kemajuan Nyata, Kemenko Perekonomian Perkuat Komunikasi Publik Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam memperkuat komunikasi publik terkait kemajuan aksesi Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Sekretariat Tim Nasional OECD menyelenggarakan Guest Lecture di Auditorium MM FEB UI, Salemba pada Jumat (12/12/2025).

Kegiatan kolaborasi antara Kemenko Perekonomian dengan  Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini mengangkat tema 'Progress and Benefits of Indonesia’s Accession to the OECD'.

Baca Juga: Mendigi Meutya Hafid Tegaskan Konektivitas Harus Tingkatkan Ekonomi Daerah

“Acara Guest Lecture ini sebagai bagian dari kegiatan penguatan komunikasi publik untuk menjelaskan kemajuan proses aksesi Indonesia ke OECD,” terang Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Sekretariat Tim Nasional Aksesi OECD, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Sabtu (13/12).

Pada pembukaan, Wakil Dekan FEB UI Kiki Verico menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin serta menegaskan bahwa dunia akademik memiliki peran strategis dalam memperluas pemahaman masyarakat mengenai proses aksesi OECD sebagai bagian dari reformasi struktural yang tengah ditempuh Pemerintah. Wadek Kiki Verico menyampaikan bahwa kerja sama tersebut tidak hanya menjadi forum diskusi akademik, tetapi juga merupakan bagian dari upaya bersama untuk memperkuat kualitas kebijakan Indonesia melalui pendekatan berbasis bukti dan kajian ilmiah.

Duta Besar RI untuk Paris Mohamad Oemar juga menyampaikan bahwa proses aksesi Indonesia ke OECD telah berjalan sejak tahun lalu dan mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari berbagai negara Uni Eropa dan negara-negara besar lain, tercermin dari dukungan para Duta Besar dan Perwakilan di OECD Paris dalam setiap tahapan proses aksesi yang harus dipenuhi oleh Indonesia. 

Hadir sebagai Pembicara utama, Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D., selaku Dekan ADB Institute, yang menjelaskan secara gamblang urgensi reformasi struktural agar Indonesia dapat keluar dari Middle-Income Trap (MIT). Prof. Bambang Brodjo menjelaskan bahwa hanya sedikit negara Asia yang berhasil keluar dari MIT, yaitu Jepang sebagai negara pertama dan diikuti “The Four Asian Tigers” (Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Singapura). Beberapa negara ASEAN yang juga diproyeksikan keluar dari MIT yaitu Malaysia pada 2028, Thailand pada 2037, dan Indonesia baru pada tahun 2045.

Pada kesempatan tersebut Prof. Bambang Brodjo juga menjelaskan bagaimana aksesi OECD dapat mengarahkan jalan yang tepat bagi Indonesia untuk keluar dari MIT dan menuju negara High-Income Country. Ia memaparkan bahwa aksesi OECD dapat menjadi anchor reformasi bagi Indonesia. Kerangka standar dan praktik terbaik OECD memberikan arah yang jelas untuk memperkuat tata Kelola regulasi, meningkatkan produktivitas, serta memastikan konsistensi kebijakan dalam jangka panjang.

Sebagai salah satu fokus dalam reformasi bidang sosial, OECD juga turut mendatangkan Direktur Pendidikan dan Kompetensi OECD Andreas Schleicher. Direktur Andreas menjelaskan bahwa hasil PISA 2022 masih menunjukkan adanya tantangan bagi Indonesia dalam mencapai kompetensi dasar yang kuat, namun sekaligus memberikan peluang reformasi yang signifikan. Menurutnya, setiap peningkatan kemampuan dasar di tingkat siswa, membawa konsekuensi ekonomi jangka panjang yang sangat besar bagi suatu negara. Penyelarasan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri, peningkatan kapasitas guru, pemanfaatan teknologi yang tepat guna, serta perhatian terhadap implikasi digitalisasi, termasuk meningkatnya otomatisasi dan perubahan pola pekerjaan adalah poin-poin penting dalam transformasi di dunia pendidikan.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Aksesi OECD Gita Kothari memaparkan arti penting dalam komunikasi publik. Ia menjelaskan bahwa masyarakat perlu tahu proses aksesi OECD akan menghasilkan reformasi besar-besaran dan akan berdampak langsung dalam semua lini kehidupan, tidak hanya ekonomi namun sosial, pendidikan dan juga kesehatan. Proses aksesi dapat menjadi jembatan penghubung Indonesia terhadap standar global yang dapat diadopsi untuk mendukung prioritas pemerintah keluar dari Middle-Income Trap.  

Acara ditutup oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian selaku Sekretariat Tim Nasional Ferry Ardiyanto, yang menyampaikan penghargaan atas kontribusi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses aksesi. Asdep Ferry menekankan bahwa Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang memasuki proses aksesi OECD bersama tujuh negara lainnya, sebuah langkah penting bagi pencapaian Visi Indonesia Emas 2045.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: