Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Bersih Bank Mandiri Melonjak 28,7% pada November 2025, Kredit Tembus Rp1.452 Triliun

Laba Bersih Bank Mandiri Melonjak 28,7% pada November 2025, Kredit Tembus Rp1.452 Triliun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat kinerja keuangan yang solid hingga November 2025. Laba bersih (bank only) Bank Mandiri pada November 2025 tumbuh 28,7% secara bulanan (month on month/MoM).  

Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, penyaluran kredit Bank Mandiri hingga akhir November 2025 mencapai Rp1.452 triliun. Nilai tersebut tumbuh 13,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

“Merujuk pada laporan keuangan Bank Only di akhir November 2025, kredit Bank Mandiri mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1.452 triliun, melampaui rata-rata pertumbuhan kredit secara industri,” kata Novita dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (15/12/2025). 

Novita mengatakan, total aset Bank Mandiri (bank only) per November 2025 turut naik hingga mencapai Rp2.120 triliun atau tumbuh 14,6% secara tahunan. 

Baca Juga: Bank Mandiri Proyeksikan Transaksi pada Nataru 2026 Akan Meningkat

Pertumbuhan ini juga ditopang peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 15,9% secara tahunan menjadi Rp1.584 triliun. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mandiri juga terjaga optimal pada kisaran 91%. 

“Mencerminkan likuiditas yang sehat serta kapasitas ekspansi pembiayaan yang masih terbuka hingga akhir tahun, seiring pengelolaan struktur pendanaan yang semakin stabil,” tambahnya. 

Ke depan, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit dan DPK tetap berada pada level dua digit hingga akhir 2025 dengan kualitas aset yang terjaga 

Dari sisi pendapatan, bank berkode emiten BMRI ini konsisten mencatat kinerja yang stabil dengan tren pertumbuhan terjaga. Pendapatan bunga tumbuh 9,5% secara tahunan per November 2025. Sementara itu, tekanan beban bunga menunjukkan tren penurunan. 

Beban bunga November 2025 tercatat Rp3,6 triliun dan terus melandai sejak kuartal II. Secara kuartalan atau quarter on quarter (QoQ), beban bunga turun 1,7 persen hingga kuartal III 2025 dan diperkirakan berlanjut pada kuartal IV.

Akselerasi kinerja juga tercermin pada pendapatan non bunga. Per November 2025, pendapatan non bunga tumbuh 12,1% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan capaian dua bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama didorong peningkatan transaksi digital serta optimalisasi solusi keuangan berbasis kebutuhan nasabah.

“Kontribusi transaksi digital yang bersifat recurring terus meningkat dan menjadi pendorong utama fee based income, dengan pertumbuhan sekitar 14 persen secara tahunan, terutama didukung oleh fee Livin’ by Mandiri yang tumbuh mencapai 19,8 persen year on year. Di sisi lain, solusi treasury mencatat pertumbuhan sekitar 55 persen secara tahunan yang terutama didorong oleh fee dari peningkatan aktivitas trading & client services” lanjutnya.

Baca Juga: Bank Mandiri Prediksi 2026 Tetap Penuh Ketidakpastian Global

Dari sisi efisiensi, pengelolaan biaya yang efektif turut mendorong penurunan operating expenses (OPEX) sebesar 20,2 persen secara bulanan (MoM). Rasio biaya terhadap pendapatan atau Cost to Income Ratio (CIR) juga tetap terjaga pada level optimal sebesar 42,97 persen, sejalan dengan perbaikan produktivitas dalam menghasilkan laba melalui peningkatan Net Interest Income (NII) dan Fee Based Income (FBI).

Momentum positif juga tercermin pada kualitas aset, Rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri tercatat 0,99 persen per November 2025 dan menunjukkan perbaikan yang konsisten, didukung oleh tingkat pencadangan yang memadai dengan coverage ratio mencapai sekitar 260%

Ia mengatakan, kualitas aset yang terjaga tersebut mendorong penurunan beban pencadangan sebesar 36% secara tahunan, yang secara langsung memberikan ruang bagi penguatan kinerja laba.

 “Kami optimistis dapat mempertahankan kinerja yang solid hingga akhir tahun sekaligus menyiapkan basis pertumbuhan yang sehat untuk periode berikutnya melalui penguatan strategi bisnis dan digitalisasi, serta likuiditas, kualitas aset, dan permodalan yang berada pada level yang memadai,” pungkas Novita.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: