Kredit Foto: Istimewa
Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi pada perdagangan di Selasa (16/12). Hal ini terjadi seiring investor menilai data ekonomiyang dirilis terlambat untuk mengukur arah kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Rabu (17/12), Dow Jones Industrial Average turun 0,62% ke 48.114,26. S&P 500 melemah 0,24% ke 6.800,26. Sementara Nasdaq Composite justru menguat 0,23% ke 23.111,46.
Baca Juga: Bursa Setop Sementara Perdagangan Saham Emiten Grup Bakrie
Laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan nonfarm payrolls bertambah 64.000 di November. Namun, tingkat pengangguran naik menjadi 4,6%.
Di sisi lain, laporan terpisah menunjukkan penjualan ritel stagnan pada Oktober. Sejumlah analis menilai data-data tersebut kemungkinan terdistorsi akibat lambatnya pengumpulan data selama penutupan sebagian pemerintahan baru-baru ini di AS.
“Ini semua sebenarnya sudah menjadi kabar lama pada titik ini. Sebagian besar data dipandang dari kacamata dampaknya terhadap bank sentral dan data yang dirilis hari ini tampaknya tidak cukup kuat untuk mengubah arah kebijakan,” kata Chief Market Strategist Nationwide, Mark Hackett.
Pasca rilis data tersebut, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga setidaknya sebesar 58 basis poin sepanjang tahun depan.
Baca Juga: Lagi! Direktur Chandra Asri Serok Rp1,42 Miliar Saham TPIA
Di sisi kebijakan, perhatian investor juga tertuju pada proses seleksi pimpinan bank sentral. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan mewawancarai Gubernur The Fed Christopher Waller. Ia tengah masuk sebagai kandidat ketua bank sentral berikutnya, sebuah faktor yang turut menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement