Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian UMKM Akan Kembangkan 5 Klaster Strategis di 2026

Kementerian UMKM Akan Kembangkan 5 Klaster Strategis di 2026 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan mengembangkan 5 klaster strategis di 2026, yaitu sepak bola, pariwisata, pertanian, makan bergizi gratis, serta kesehatan dan kecantikan.

Oleh sebab itu, Kementerian YMKM akan mengotimalkan dan memperluas program Holding UMKM pada 2026 dalam memperkuat skema kemitraan dan rantai pasok untuk mewujudkan struktur usaha nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Kemenpar Kolaborasi Kembangkan Sports Tourism

“Untuk klaster sepak bola, pada awal Desember telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian UMKM, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Kementerian Dalam Negeri. Kami sepakat memperkuat ekosistem sepak bola melalui pemberdayaan UMKM. Sepak bola dipilih sebagai proyek percontohan dan selanjutnya akan dikembangkan ke cabang olahraga lainnya,” ujar Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, dikutip dari siaran pers Kementerian UMKM, Selasa (23/12).

Sepanjang tahun 2025, kata Bagus, Kementerian UMKM telah menjalankan program Holding UMKM melalui sejumlah klaster, antara lain fesyen, kriya (handicraft), serta kelautan dan perikanan. 

Usaha menengah sebagai operator Holding UMKM tersebut akan menjadi Role Model untuk dapat direplikasi sampai pada masifikasi di seluruh Indonesia.

“Pada klaster kelautan dan perikanan, program ini melibatkan 600 pemindang ikan. Sementara itu, pada klaster fesyen terdapat 550 pengrajin dan reseller yang terlibat, serta 150 pengrajin pada klaster kriya,” kata Bagus.

Melalui program Holding UMKM, Bagus menegaskan bahwa pengusaha menengah diharapkan dapat menjadi poros penghubung bagi usaha mikro dan kecil dalam klaster yang sama, sehingga tercipta skala ekonomis, akses pembiayaan, pendampingan inkubasi, dan pemasaran yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.

“Usaha menengah diharapkan mampu membantu menyelesaikan berbagai tantangan yang kerap dihadapi usaha mikro dan kecil, seperti kendala produksi, keterbatasan akses pembiayaan, belum optimalnya standardisasi mutu, serta lemahnya integrasi rantai pasok,” ujarnya.

Pada 2026, Kementerian UMKM juga akan mengoptimalkan pembiayaan inovatif bagi usaha menengah melalui skema yang terstruktur, terkurasi, serta berbasis pada kesiapan finansial dan potensi usaha.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: