- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Perdagangan Masih Sepi Meski Investor Capai 20,12 Juta, Bos KSEI Ungkap Penyebabnya!
Kredit Foto: KSEI
Jumlah investor pasar modal Indonesia melonjak menjadi 20,12 juta per 19 Desember 2025. Namun, pertumbuhan basis investor tersebut belum berbanding lurus dengan peningkatan aktivitas perdagangan harian di bursa. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengungkap dominasi investor berorientasi jangka panjang menjadi penyebab utama kondisi tersebut.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat mengatakan lonjakan jumlah investor sepanjang 2025 terutama ditopang oleh investor reksa dana, yang secara karakter tidak aktif melakukan transaksi jual beli harian seperti investor saham.
“Hampir 18 juta investor itu investor reksa dana dan itu investornya memang bukan seperti investor saham yang aktif melakukan perdagangan harian,” ujar Samsul dalam peringatan HUT ke-28 KSEI di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Baca Juga: Jumlah Investor Tembus 20,12 Juta, Orang Kaya Usia 60 Tahun ke Atas Kuasai Pasar Modal
Menurut Samsul, investor reksa dana umumnya menempatkan pasar modal sebagai sarana pengelolaan aset jangka panjang. Dana yang dialokasikan ke instrumen ini banyak berasal dari tabungan, deposito, atau pengalihan dana dari instrumen keuangan lain, sehingga tujuan utamanya adalah akumulasi nilai secara bertahap, bukan perputaran cepat.
Kondisi tersebut membuat pertumbuhan jumlah investor tidak serta-merta meningkatkan volume transaksi harian di bursa. Aktivitas perdagangan saham masih didominasi oleh kelompok investor tertentu yang jumlahnya relatif lebih terbatas dibandingkan investor reksa dana, meskipun kontribusinya besar terhadap likuiditas pasar.
“Jadi ini harapannya (keaktifan investor) memang tidak bisa dalam waktu cepat,” kata Samsul.
Data KSEI menunjukkan hingga Desember 2025 jumlah investor reksa dana mencapai 18.990.746 investor. Angka tersebut beririsan dengan investor saham yang tercatat sebanyak 8.504.076 investor, mengingat satu investor dapat memiliki lebih dari satu jenis instrumen. Sementara itu, jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebanyak 1.405.712 investor.
KSEI menilai struktur investor yang didominasi oleh pemodal jangka panjang mencerminkan karakter pasar yang tengah memasuki fase pendalaman. Basis investor bertambah signifikan, tetapi pola transaksi masih mencerminkan preferensi stabilitas dan pengelolaan risiko.
Baca Juga: Emiten Gelar Ribuan Aksi Korporasi, KSEI Ungkap Nilai Distribusi Capai Rp464 Triliun
Dalam konteks pengembangan pasar, KSEI bersama self regulatory organization (SRO) lainnya menempatkan peningkatan kualitas investor sebagai fokus utama. Langkah tersebut dilakukan melalui penguatan literasi, pemahaman risiko, serta transparansi produk investasi agar partisipasi investor berkembang secara berkelanjutan.
KSEI menilai kepercayaan investor, khususnya investor reksa dana, akan meningkat seiring konsistensi kinerja instrumen dan tata kelola yang baik. Dengan tingkat pemahaman yang lebih matang, investor diharapkan menambah penempatan dana secara bertahap, meskipun tidak selalu diikuti oleh lonjakan frekuensi transaksi harian.
Dari sisi sebaran wilayah, investor pasar modal masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan porsi 68,91%. Kontribusi berikutnya berasal dari Sumatra sebesar 16,29%, Kalimantan 4,9%, Sulawesi 5,31%, Bali dan Nusa Tenggara 3,51%, serta Maluku dan Papua 0,99%. Distribusi ini mencerminkan keterkaitan antara pusat kegiatan ekonomi, jenis profesi, dan akses terhadap layanan pasar modal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement