WE Online, Makassar - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimmy Asshiddiqie mengajak mahasiswa untuk berani membuat terobosan baru terkait masalah hukum, asal memiliki dasar dan dapat dipertanggung-jawabkan.
"Mahasiswa itu harus memiliki jiwa kreatif. Jangan selalu berdasarkan apa yang terjadi di Amerika, jangan selalu jadi penyontek tapi sekali-kali ada gebrakan biar aneh tidak masalah asal ada argumen," kata Jimmy Asshiddiqie saat menyampaikan kuliah umum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, Rabu (2/9/2015).
Dalam kuliah umum yang dihadiri para mahasiswa S1, S2 dan S3 Ilmu Hukum Unhas itu, dirinya mengaku penting untuk terus belajar dan melihat perkembangan yang terjadi.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjelaskan, sejak dirinya menjabat Ketua DKPP sudah puluhan anggota KPU dan Panwaslu yang dipecat karena melakukan pelanggaran yang berat. Langkah tegas seperti ini sudah seharusnya dilakukan demi menciptakan proses demokrasi yang lebih baik.
"Jadi saya harapkan mahasiswa untuk terus belajar dan lebih kreatif dalam memahami sebuah kondisi yang terjad. Saya saat ini punya cita-cita agar fakultas hukum menjadi hukum dan etika," katanya.
Dirinya juga menyinggung soal slogan hukum di atas segala-galanya, Menurut dia, untuk saat ini ternyata hal itu masih jauh panggag dari api sebab sudah banyak diutak -atik oleh berbagai kepentingan seperti politik dan ekonomi.
Pada perkembangan dewasa ini, lanjut dia, hukum memang sudah menjadi alat politik dan ekonomi. Hukum sekarang ini telah berubah menjadi alat untuk mencapai kekuasaan serta untuk memperkaya diri bagi banyak pihak.
Untuk itu sudah seharusnya bisa segera dimurnikan. Hukum juga harus ditopang oleh etika dan agama untuk demi menegakkan hukum secara maksmimal.
Dibeberapa negara beberapa waktu lalu seperti Uni Soviet, soal agama memang dilarang di negara itu. Adapula Prancis yang tidak melarang atau diakui namun dibenci. Hal sama juga dilakukan Jerman yang juga tidak begitu respon dengan persoalan agama masuk atau dikaitkan dalam dunia hukum.
Namun sebaliknya di Amerika, kata dia, justru hal itu sudah dijadikan pedoman dan tentunya lebih efektif dalam hal penegakan hukum di negara tersebut. Itupuan yang membuat Amerika yang disebut negara sekuler justru urusan publik khususnya menyangkut hukum.
"Jadi intinya saat seseorang datang ke kantor, jangan masalah etika dan agama ditinggalkan di rumah karena itu sangat mendukung penegakan hukum," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Tag Terkait:
Advertisement