WE Online, Malang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Jawa Timur, menargetkan surplus beras hingga 80 ribu ton pada akhir 2016 atau naik sekitar 5 ribu ton dari target tahun ini sebanyak 75 ribu ton untuk menunjang terwujudnya swasembada beras.
Kepala Dinas Petanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabuapten Malang Tomie Herawanto di Malang, Jumat (27/11/2015) mengemukakan untuk mencapai target tersebut Distanbun mengembangkan program "refocusing" dan ketersediaan air yang cukup.
"Bentuk program 'refocusing' itu seperti perbaikan irigasi tersier. Tahun ini perbaikan irigasi mencapai 20.000 hektare dan tahun depan diharapkan ada tambahan 20.000 hektare lagi. Selain itu, pembagian traktor tangan tahun ini juga sudah relatif banyak, yakni 102 unit," katanya.
Traktor tangan sebanyak itu, lanjutnya, sebagian dipenuhi dari bantuan pemerintah pusat sebanyak 50 unit dan sisanya dari Pemkab Malang yang didanai dari APBD. Pada tahun 2016, bantuan pupuk bersubsidi pun diperkirakan alokasinya akan ditambah sekitar 15 persen dari tahun ini yang sebanyak 160.000 ton.
Dari sisi kebutuhan, kata Tomie, alokasi kebutuan pupuk bersubsidi sebesar itu sebenarnya masih kurang karena kebutuhan riil petani mencapai 250.000 ton. Hanya saja, saat ini ada hal yang menggembirakan, musim kemarau tahun ini yang diperkirakan panjang, ternyata tidak terbukti, bahkan di Kabupaten sudah memasuki musim hujan, sehingga pasokan air menjadi lebih banyak.
Selain program "refocusing" dan ketersediaan air, katanya, petani juga diharapkan menerapkan "system of rice intensification" (SRI) seperti menggunakan pola tanam jajar legowo. "Yang sulit ini kan meyakinkan petani untuk melakukan pola tanam dengan sistem tanam seperti itu, yang ditunjang pupuk cukup dan berimbang serta pasokan air yang mencukupi, produksi akan dapat meningkat secara signifika," ujarnya.
Tahun ini, produktivitas lahan masih sebesar 7,5 ton per hektare, sedangkan tahun depan diharapkan dapat meingkat menjadi 8 ton per hektare. Skala produksi juga naik dari dua kali setahun menjadi 2,5 kali setahun. Namun, tantangannya justru meyakinkan petani untuk menggunakan sistem pertanian yang benar ini tidak mudah. "Mengubah perilaku petani tidak mudah, butuh ketekunan," katanya.
Untuk merealisasikan target surplus beras tersebut, ia berharap pasokan pupuk untuk petani bisa lancar, termasuk pupuk komersial, sehingga ketika memasuki musim tanam komoditas itu ada di pasaran. Sering terjadi, pupuk justru tidak ada (menghilang) dari pasaran saat memasuki tanam, sehingga petani kesulitan memperolehnya.
Tahun 2015 ini, pasokan pupuk komersial agak tersendat karena pabrikan kesulitan memperoleh bahan baku. Tahun ini, Kabupaten Malang diperkirakan surplus beras sebesar 75.000 ton karena musim hujan datang lebih cepat, yakni pada pekan pertama November 2015.
Ia mengakui semula ada kekhawatiran bahwa target produksi padi dengan surplus 75.000 ton beras demi mendukung swasembada beras sulit tercapai karena faktor kemarau 2015 yang berkepanjangan akibat fenomena alam El Nino. "Akan tetapi, hujan datang lebih cepat, kekhawatiran target produksi dan surplus beras pada tahun ini tidak tercapai menjadi sirna. Harapannya tahun depan surplus beras bisa lebih banyak lagi," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Achmad Fauzi
Advertisement