WE Online, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor (TAM) kembali menggelar konvensi quality control circle (QCC) atau gugus kendali mutu (GKM). Kegiatan yang digelar untuk ke-33 ini sekaligus menandai puncak kegiatan peringatan ke-25 penyelenggaraan Konvensi QCC di Toyota Indonesia.
Wakil Presiden TMMIN Warih Andang Tjahjono saat membuka kegiatan tersebut mengatakan bahwa dalam QCC-SS Convention dan QCC Commemoration menemukan manfaat dari kegiatan tersebut berupa cross functional activity (CFR) yang dapat meningkatkan kemampuan para karyawan. Meski telah berlangsung selama 25 tahun kegiatan tersebut, katanya, butuh komitmen agar memberikan dampak yang semakin besar.
"QCC merupakan usaha untuk memperkuat Toyota Indonesia secara buttom up ke seluruh karyawan. Upaya tersebut dapat memperbaiki lingkungan kerja agar seluruh karyawan dapat bekerja dengan mudah, ringan, dan menyenangkan," katanya di Jakarta, Sabtu (12/12/2015).
Dia berharap QCC-SS menjadi opsi penting untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Juga diharapkan, kegiatan tersebut dapat ditularkan agar bermanfaat pembangunan bangsa dan bermanfaat bagi masyarakat. Ia melanjutkan QCC semakin tak dapat dilepaskan sebab tuntutan customer semakin meningkat. Perbaikan melalui QCC tidak hanya dilakukan pada satu dua orang, tapi semua area.
"Tujuan tersebut harus dicapai secara bersama-sama supaya seimbang, tidak njomplang, dan meningkatkan partisipasi semua pihak," jelasnya.
Yang juga diperhatikan, menurut Warih, kegiatan tersebut tidak dilaksanakan hanya di Toyota, tapi juga supplier dan dealer. Itu dilakukan untuk memperbaiki tempat kerja dan daerah masing-masing. Dengan demikian, efek yang didapatkan juga semakin besar.
"Tapi, apa yang dilakukan Toyota hanya bagian kecil dari negeri yang ingin berpartisipasi membangun," katanya.
Sementara itu, Direktur Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN I Made Dana Tangkas menambahkan bahwa membandingkan Toyota Indonesia dan Toyota Global, bagaimana kondisi Toyota Indonesia, saat ini kompetisi tidak hanya ada di industri, tapi juga terdapat di supplier dan UKM. Jika kompetisi sebanyak 70% di pabrik, imbuhnya, berarti 30% kompetisi terdapat di supplier dan UKM juga harus dimenangkan.
"UKM kuat agar pasar tak hanya domestik, tapi juga ekspor. Jadi bagaimana bersama-sama mengembangkan value chain," jelas Made.
Direktur Administrasi TMMIN Bob Azam juga menambahkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi salah satu tantangan itu. Menurutnya, dengan event QQC dan lainnya, dilakukan secara masif untuk menghadapi tantangan tersebut.
Menurut Bob, dalam lima tahun ke belakang sudah 5.326 tema dibahas. Itu menunjukkan ide untuk membangun Indonesia sangat besar.
"Itu salah satu persiapan menghadapi MEA, dan lainnya," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement