Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Kredit Macet di Perbankan Australia Merajalela

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Beberapa dividen dari bank paling besar di dunia yang tahun lalu bersama-sama menaikkan jumlah modalnya saat ini berada di bawah tekanan di tengah potensi kenaikan kredit macet, sebagaimana dikutip dari laman Bloomberg di Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Commonwealth Bank of Australia, National Australia Bank Ltd, Australia & New Zealand Banking Group Ltd, dan Westpac Banking Corp, empat pemberi pinjaman terbesar di negara itu - mungkin perlu menambah AU$20 miliar (US$14 miliar) dari kenaikan jumlah modal pada tahun lalu sehingga mereka bisa menjadi bank teraman di dunia, seperti dikatakan oleh regulator.

Yang menjadi perdebatan adalah penawaran rasio pembayaran dividen kelompok pada rata-rata 78 persen adalah yang tertinggi di antara bank-bank di seluruh dunia senilai lebih dari AU$10 miliar, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

"Tentunya akan ada peningkatan jumlah modal yang akan datang dari bank tahun ini," kata Sean Fenton, yang membantu mengawasi AU$ 17 miliar sebagai manajer portofolio Tribeca Investment Partners yang berbasis di Sidney. "Sementara pemberi pinjaman akan mencoba untuk mempertahankan ilusi dividen dan mengeluarkan lebih banyak saham untuk meningkatkan modal. Meningkatkan modal dan meningkatkan kredit macet pada saat yang sama dapat memberikan tekanan pada dividen."

Bulan ini Goldman Sachs Group Inc memprediksi "penurunan bertahap" dalam rasio pembayaran untuk bank, sementara Morgan Stanley memperkirakan penurunan dividen oleh ANZ sebagai pemberi pinjaman berada di bawah tekanan untuk meningkatkan modal.

The Australian Prudential Regulatory Authority sedang mencoba untuk menopang pemberi pinjaman terhadap lonjakan potensi kerugian hipotek dan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan modal global. Setelah bank menaikkan rasio modal mereka sekitar 80 basis poin dari tahun lalu, kenaikan hanya "mempersempit kesenjangan" kepada bank teraman di dunia, sebagaimana dikatakan Byres pada bulan November.

Bank-bank perlu menambahkan AU$20 miliar modal dalam dua tahun ke depan, menurut perkiraan rata-rata empat analis yang disurvei Bloomberg.

Regulator mengatakan pada Juli lalu bahwa empat bank pemberi pinjaman terbesar tersebut harus meningkatkan kecukupan modal mereka dengan sedikitnya 200 basis poin untuk masuk ke dalam jajaran bank paling aman di dunia. Penilaian itu didasarkan pada review tingkat modal dari 98 pemberi pinjaman termasuk Wells Fargo & Co dan HSBC Holdings Plc. Sementara Bank yang paling dikapitalisasi di dunia adalah Nordea Bank AB dan UBS Group AG menurut sebuah studi oleh Westpac 2015.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: