WE Online, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dalam rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 25 bps ke angka tujuh persen dari 7,25 persen.
Dalam menanggapi hal tersebut, Chief Market Analyst Forextime Jameel Ahmad mengatakan penurunan BI rate bukanlah suatu kejutan besar menimbang adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ekspektasi perlambatan lebih lanjut pada tahun ini.
Ditambahkan, saat ini suku bunga di Indonesia memang sangat tinggi. Artinya, memang terdapat fleksibilitas dari sisi BI untuk menurunkan BI rate dan mendorong konsumsi domestik ataupun menarik pinjaman dari bank untuk mendorong belanja.
"Saya benar-benar mengharapkan BI menurunkan suku bunga lagi di 2016 karena ada tanda-tanda inflasi melambat dan ini mengartikan bahwa konsumen tidak lagi menggunakan rupiah karena secara substansial lebih rendah atau karena bisnis menghadapi tantangan dengan pelemahan harga komoditas yang berkepanjangan," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/2/2016).
Untuk itu, Jameel berharap BI akan kembali menurunkan suku bunga pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia terus melambat.
"Kita mungkin bisa membandingkan BI dengan Bank of India. Bank of India memangkas suku bunga beberapa kali pada tahun 2015 karena pertumbuhan ekonomi di India sudah dalam tahap yang membahayakan," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement