WE Online, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal terus menguat di tengah optimisme pulihnya harga minyak dunia dan kepastian bahwa The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga acuan.
Chief Market Analyst Forextime Jameel Ahmad menjelaskan bahwa sepanjang dua minggu terakhir ini rupiah menikmati peningkatan nilai tukar rupiah di tengah sentimen investor atas peningkatan harga minyak mentah dunia.
"Kita beberapa kali memperhatikan level US$35 sebagai resistensi psikologis yang cukup kritis di pasar minyak WTI. Penutupan di atas level ini memberikan ruang bagi rupiah untuk bergerak naik dan menguat terhadap dolar. Kesuksesan WTI untuk kembali di atas US$35 menciptakan optimisme harga minyak kini telah melewati titik terendah," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Ia menyebutkan pergerakan harga minyak mentah ke posisi di atas US$40 dolar per barel bakal semakin mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
"Kini kita menunggu adanya kemungkinan perdagangan minyak WTI ditutup di atas US$40. Jika ini terjadi maka kelanjutan pergerakan di pasar minyak akan mendorong nilai tukar rupiah untuk semakin menguat terhadap mata uang dolar AS," ujarnya.
Meski demikian, Jameel mengingatkan nilai mata uang rupiah perlu diwaspadai agar tidak terlalu menguat karena masih ada potensi terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri sebagai imbas dari gejolak ekonomi yang terjadi di negeri China.
"Perekonomian Indonesia tahun ini masih ada kemungkinan untuk memasuki periode pelemahan pertumbuhan ekonomi dengan adanya kombinasi kekhawatiran akan efek yang diderita oleh mitra perdagangan China sehubungan dengan perlambatan ekonomi di negeri Tirai Bambu tersebut ditambah dengan pelemahan harga komoditas," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement