WE Online, Jakarta - Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 yang sebesar 4,79% (yoy) dan ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global nyatanya turut membuat pendapatan industri asuransi jiwa di Indonesia melorot.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal IV-2015 hanya Rp132,74 triliun atau melorot sebesar 20,9% bila dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal IV-2014 yang sebesar Rp167,76 triliun.
Ketua AAJI Hendrisman Rahim mengungkapkan penurunan pendapatan itu akibat dari merosotnya hasil investasi perusahaan asuransi selama kuartal IV-2015.
"Pendapatan industri dari hasil investasi pada kuartal IV-2015 masih mengalami perlambatan sebesar 104,1% menjadi (-) Rp 1,66 triliun. Namun demikian, nilai tersebut sudah jauh menurun dibandingkan dengan kuartal ketiga 2015 di mana mengalami perlambatan mencapai 152,7%," ujar Hendrisman saat Paparan Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal IV-2015 di Rumah AAJI Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Kendati begitu, secara kuartalan pendapatan asuransi jiwa di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 49% yang ditopang dari pendapatan premi.
"Optimisme penguatan ekonomi Indonesia muncul pada akhir tahun 2015 ditunjukkan dari peningkatan total pendapatan industri asuransi jiwa sebesar 49% dari kuartal ketiga 2015 sebesar Rp 89,1 triliun menjadi Rp 132,74 triliun pada kuartal keempat 2015. Total pendapatan premi berperan sebagai penyumbang terbesar terhadap total pendapatan industri asuransi jiwa, yaitu sebesar 96,9%," ungkap dia.
Dia melanjutkan, selain berimbas pada pendapatan perusahaan asuransi, gejolak ekonomi global juga berimbas pada pergerakan jumlah investasi industri asuransi jiwa yang berkontribusi terhadap total aset.
"Kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pertengahan bulan Desember 2015 disinyalir menyebabkan ketidakstabilan nilai kurs dan mengakibatkan tergerusnya nilai total aset sebesar 1% dari Rp 364,02 triliun di tahun 2014 menjadi Rp 360,35 triliun di tahun 2015 serta menurunnya total investasi industri asuransi jiwa sebesar 1,3% dari Rp 318,87 triliun menjadi Rp 314,58 triliun," jelas Hendrisman.
Kendati demikian, dia menilai sejumlah paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berhasil menekan perlambatan ekonomi sehingga tidak terjerembab terlalu dalam.
"Paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia secara perlahan mulai menunjukkan dampak yang positif terhadap kinerja perekonomian Indonesia dan diharapkan akan lebih stabil," tutup Hendrisman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement