WE Online, Guayaquil, Ekuador - Gempa dahsyat yang dialami Ekuador telah menewaskan sedikitnya 77 orang dan melukai ratusan lainnya, juga menghancurkan kota-kota di pesisir serta memaksa para warga mengungsi ke dataran yang lebih tinggi pada Sabtu malam (16/4/2016).
Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang pantai Pasifik Ekuador dan dirasakan ratusan kilometer jauhnya di ibu kota negara Quito.
Getaran juga dirasakan di kota perdagangan Guayaquil. Di kota itu, puing-puing berserakan di jalanan dan sejumlah bangunan mengalami keretakan atau sebagian runtuh.
Jembatan di kota itu ambruk menimpa kendaraan hingga hancur.
Keadaan darurat sudah diberlakukan di enam provinsi sementara pemerintah mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah.
"Sangat mengerikan, kami semua ketakutan dan masih berada di luar di jalanan karena takut kemungkinan gempa-gempa susulan," kata penjaga keamanan Guayaquil bernama Fernando Garcia. "Semuanya hancur." Daerah-daerah pantai barat yang terdekat dengan pusat gempa mengalami kerusakan paling parah, termasuk Pedernales, yang banyak dikunjungi wisatawan dengan pantainya yang dihiasi pohon-pohon palem, serta pantai Cojimies.
"Ada desa-desa yang hancur total," kata mayor Pedernales Gabriel Alcivar, dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio.
"Apa yang terjadi di Pedernales sini adalah sebuah bencana." Presiden Rafael Correa menyatakan keadaan darurat nasional dan mempersingkat kunjungannya ke Italia untuk kembali ke negara Andes, yang berpenduduk 16 juta jiwa, itu.
"Semuanya bisa dibangun kembali, tapi nyawa tidak bisa dikembalikan, dan itu yang paling menyakitkan," katanya kepada stasiun televisi pemerintah Ekuador dari Roma.
Aliran listrik dan telepon di sebagian ibu kota terputus selama beberapa jam namun pemerintah kota mengatakan layanan kedua fasilitas itu sudah diperbaiki.
Tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban di kota tersebut.
Pemerintah menggambarkan gempa itu sebagai gempa bumi terburuk yang pernah dialami Ekuador sejak 1979, yaitu ketika 600 orang tewas dan 20.000 lainnya luka-luka, demikian menurut badan geologi Amerika Serikat.
Peringatan tsunami sudah dicabut pada Sabtu malam namun para warga pesisir tetap mencari dataran yang lebih tinggi, kalau-kalau gelombang meninggi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement