WE Online, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2014 mencatatkan inflasi sebesar 3,99% (year on year/yoy) atau menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang 4,53% yoy. Terkait hal tersebut, ekonom dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede memprediksikan bahwa hingga akhir tahun inflasi akan berada pada angka 5-5,5%.
"Perkiraan ini dengan mengasumsikan bahwa pemerintah tidak menaikkan kembali harga BBM bersubsidi pada kuartal IV tahun ini," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Menurutnya, dampak kenaikan BBM tahun 2013 lalu adalah pola inflasi Indonesia sudah kembali sejak bulan Juli lalu.
"Pendorong inflasi pada bulan Agustus antara lain adalah inflasi kelompok perumahan yang tumbuh 0,73% month to month di mana pemerintah kembali menaikkan tarif dasar listrik per 1 Agustus yang lalu," jelasnya.
Selain itu, Joshua menuturkan tahun ajaran baru sekolah juga menjadi faktor pendorong inflasi Agustus. Hal tersebut ditunjukkan dengan inflasi kelompok pendidikan yang tumbuh 1,58% mtm. Sementara pendorong inflasi lainnya adalah kelompok makanan jadi yang tumbuh 0,52% mtm pada bulan Agustus.
Sedangkan, inflasi inti cenderung terjaga dan berada dalam tren menurun menjadi 4,47% yoy pada bulan Agustus dari 4,64% yoy pada bulan sebelumnya.
"Penurunan inti tersebut didorong oleh tren menurun harga emas selama bulan Agustus 2014, walaupun nilai tukar rupiah cenderung melemah tipis pada bulan tersebut," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
