Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'The Imitation Game', Kisah Jenius Penyelamat Dunia

Warta Ekonomi -

"Now, if you wish you could have been normal... I can promise you I do not. The world is an infinitely better place precisely because you weren't" (Jika kamu mau berharap diri kamu normal... Yakinlah bahwa aku tidak mau. Dunia ini sangat jauh lebih baik karena kamu tidak normal).

Sejumlah orang mungkin menyebut ini "Keadilan Tuhan". Tapi kisah seorang jenius di dunia ini memang kerap dilengkapi dengan "keunikan" di bidang lainnya, seperti yang dialami oleh ahli matematika asal Inggris, Alan Turing (1912-1954).

Sebagaimana dituturkan dalam film "Imitation Game", Turing (Benedict Cumberbatch) merupakan salah satu ilmuwan yang mengajukan lamaran ke Bletchley Park, markas komando tentara Inggris di mana di dalamnya terdapat sebuah tim rahasia.

Tugas dari tim tersebut (yang terdiri atas sejumlah orang jenius yang ada di dataran Inggris Raya), bertugas untuk memecahkan sandi dari mesin Enigma, yang kerap digunakan oleh pihak Nazi.

Enigma itu sendiri merupakan mesin yang sangat canggih, yang memiliki kombinasi hingga lebih dari 158 "quintillion" (atau berarti memiliki 18 angka nol di belakangnya).

Dari sejumlah kombinasi itu, tentara Nazi hanya cukup memilih satu kombinasi yang digunakan setiap hari (tepatnya hingga pukul 24.00 WIB) dan kemudian akan memilih kombinasi lainnya pada keesokan harinya.

Untuk itu, tim rahasia dari Bletchley Park, yang awalnya dipimpin Hugh Alexander (Matthew Goode), mesti setiap hari mencoba kombinasi yang tepat setiap harinya sebelum pukul 24.00 WIB. Karena bila telah melewati pukul tersebut, mereka harus mengulang kembali upaya mereka dari nol.

Turing, yang mengetahui bahwa cara tersebut sangat tidak efektif apalagi efisien, mencoba untuk membuat mesin sendiri dengan teori bahwa hanya "mesin yang bisa mengalahkan mesin".

Namun, usaha Turing itu terganjal antara lain karena penolakan yang datang dari para koleganya, serta petinggi Bletchley Park, Komandan Alastair Denniston (Charles Dance).

Komandan Denniston sejak awal sudah tidak simpati kepada Turing, yang dianggapnya menunjukkan sikap yang blak-blakan cenderung arogan sejak wawancara pertama yang dilakukannya.

Turing, dalam wawancara awal dengan Denniston, mengatakan bahwa dirinya menyukai memecahkan masalah dan Enigma adalah masalah paling sulit di dunia ini yang akan berupaya dipecahkannya.

Denniston, yang tidak tertarik dengan nada kepercayaan diri Turing, menyambar dengan kasar, "Enigma isn't difficult, it's impossible. The Americans, the Russians, the French, the Germans, everyone thinks Enigma is unbreakable" (Enigma bukanlah sukar, tapi tidak mungkin. Orang Amerika, Rusia, Prancis, Jerman, setiap orang berpikir Enigma tidak bisa dipecahkan).

Turing, masih dengan nada kepercayaan dirinya, menyahut, "Good. Let me try and we'll know for sure, won't we?" (Bagus. Biar saya coba agar kita bisa lebih yakin, bukan begitu?) Tidak hanya dengan atasannya, Turing juga mengalami hambatan dengan koleganya yang menilai Turing sebagai sosok jenius yang kerap kurang bisa bersosialisasi dengan baik.

Walhasil, proposal dari Turing untuk membuat mesin sendiri ditolak mentah-mentah baik oleh Denniston maupun koleganya.

Namun, Turing berupaya menulis surat kepada Perdana Menteri Inggris Winston Churcill melalui salah seorang pemimpin agen rahasia Inggris, Stewart Menzies (Mark Strong).

Upaya itu berhasil sehingga Turing terpilih menjadi pemimpin tim rahasia di Bletchley Park menggantikan Hugh Alexander, dan diterima dengan enggan oleh Komandan Denniston.

Maka dimulailah pembuatan mesin yang dinamakan "Christopher", yang diambil dari nama teman akrab Turing selama di masa sekolah dahulu.

Setelah melewati berbagai rintangan (bahkan ancaman dari Komandan Deniston untuk menghentikan mesin Turing), akhirnya mesin yang dibuat tim rahasia itu berhasil memecahkan sandi yang dibuat mesin Enigma, dan membuat Sekutu bisa mengetahui rencana strategis Nazi.

Saking berharganya pembongkaran kode rahasia dari Enigma, beberapa sejarawan juga percaya bahwa pemecahan sandi yang dilakukan oleh Turing bersama dengan timnya dan mesin buatannya membuat masa perang bisa berakhir dua hingga empat tahun lebih singkat.

Sisi lain Namun, alangkah kelirunya bila berpikir bahwa "Imitation Game" yang berdurasi 114 menit itu hanya memaparkan tentang perjuangan tim rahasia Bletchley Park dalam memecahkan sandi dalam mesin Enigma.

Film tersebut (yang dinominasikan dalam delapan kategori di ajang Academy Award 2015), juga mengisahkan tentang sisi lain yang humanis dari sosok sang jenius, Alan Turing.

Pada saat masa Turing hidup (Perang Dunia II dan beberapa tahun setelahnya), negara Inggris Raya masih menganut hukum yang memidanakan siapa saja yang terbukti homoseksual.

Turing, yang merupakan seorang pecinta sesama jenis, dalam film itu juga diungkapkan tentang masa kecilnya yang berteman dengan Christopher (Jack Bannon), teman lelaki pertamanya.

Christopher yang beberapa kali membantu Turing, yang seringkali menerima gangguan dan dikerjai oleh teman-teman sekelasnya karena kejeniusan kerap kali mengganggu para begundal berseragam yang kurang cerdas.

Christopher juga yang memperkenalkan Turing dengan buku mengenai pemecahan kode, yang membuatnya tertarik pada beragam teka-teki sehingga membantu jalan hidupnya sebagai matematikawan handal serta pemecah sandi mesin Enigma.

Namun, Christopher meninggal pada usia remaja karena penyakit tuberkulosis yang lama dideritanya sejak kecil. Kematian Christopher membuat Turing berduka.

Turing tidak mengungkapkan kecenderungannya yang tertarik kepada sesama jenis kecuali kepada sejumlah orang, seperti istrinya, Joan Clarke (Keira Knightley).

Pengungkapan diri Turing kepada Joan bahwa dirinya homoseksual dimaksudkan agar Joan dapat bercerai dan menjauhi dirinya.

Turing, yang setelah Perang Dunia II berakhir, terus menyembunyikan kecenderungan seksualnya, akhirnya terungkap setelah salah satu pasangan lelakinya berupaya membobol rumah Turing.

Petugas kepolisian London, yang setelah pencarian terus-menerus, berhasil menemukan sang pencuri dan membuatnya mengaku bahwa dirinya adalah pasangan yang dibayar oleh Turing.

Pada saat itu, hal tersebut menimbulkan kehebohan dan dengan hukum yang masih berlaku saat itu, Turing divonis bersalah dan menjalani hukuman dimandulkan dengan menggunakan zat kimia.

Setelah vonis jatuh dan eksekusi pemandulan dilakukan, mantan istrinya datang menemui Turing.

Joan, yang berada di sisi Turing untuk membangkitkan semangatnya yang telah runtuh, menyatakan hal yang terdapat di awal tulisan ini, bahwa bila Turing sejak awal "normal" (alias tidak jenius), maka dia tidak akan dapat membantu Sekutu dalam menghentikan aksi kejam dari tentara Nazi.

Pemerintahan Inggris sendiri, pada tahun 2013, melalui Ratu Elizabeth II telah meminta maaf secara resmi akan hukuman yang dijatuhkan kepada Turing di masa lalu.

Selain itu, mesin "Christopher" yang dibuat Turing pada masa kerjanya di Bletchley Park, menggunakan prinsip dasar yang kini dipakai dalam mesin yang lebih dikenal dengan sebutan... Komputer. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor:

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: