Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Koperasi Se-Asia Pasifik Rumuskan Deklarasi 14

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Koperasi se-Asia Pasifik merumuskan Deklarasi 14 di Jakarta dalam Pertemuan Konsultasi Regional Koperasi Asia Pasifik yang Pasifik merupakan inisiatif gerakan koperasi kawasan (International Cooperative Alliance).

Penanggung Jawab substansi Konsultasi Regional Asia Pasifik sub-region ASEAN dan Asia Timur Roby Tulus di Jakarta, Minggu (4/10/2015), mengatakan pertemuan Menteri Koperasi se-Asia Pasifik yang digelar tertutup pada 1-2 Oktober 2015 di Jakarta itu merekomendasikan perlunya reformasi internal koperasi agar gerakan koperasi dunia mendapat pengakuan global.

"Ke-14 rekomendasi itu ada dua. Pertama, secara internal, koperasi-koperasi dituntut berbenah diri dengan melakukan reformasi internal. Kedua, secara eksternal, seluruh visi, misi, pendekatan baru, strategi, dan program aksi gerakan koperasi mengarah pada pengakuan dunia," katanya.

Ia mengatakan, pengakuan itu tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga lembaga-lembaga internasional, lembaga swadaya masyarakat, media, dan publik secara umum.

Sebanyak 14 rekomendasi yang dihasilkan Rapat Konsultasi Regional selama dua hari di Jakarta itu yakni pertama tentang pentingnya pemberdayaan, pendidikan, dan pelatihan anggota dan pimpinan koperasi.

Rekomendasi Kedua, pentingnya akses terhadap makanan, layanan sosial dan keuangan. Rekomendasi Ketiga, abad digital yakni bagaimana koperasi memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mutakhir tanpa kehilangan kontrol anggota.

Rekomendasi Keempat, pendekatan baru untuk menarik kaum perempuan dan kawula muda ke dalam gerakan koperasi hendaknya dilihat (ditemukan). Rekomendasi Kelima, one stop system atau pendekatan baru hendaknya ditemukan untuk mengurangi rantai persediaan & nilai dalam rangka menguntungkan anggota-produsen.

Rekomendasi Keenam, tren demografis yakni bagaimana koperasi seharusnya mengambil keuntungan dari bonus demogafis yang produktif. Rekomendasi Ketujuh, penguatan jaringan tentang bagaimana koperasi harus lebih dikuatkan tidak hanya secara regional dan global, tetapi juga memperluas upaya-upaya kolaboratif antara jaringan-jaringan regional seperti ACO, NEDAC, ASSEDAG, COPAC, dan juga agen bilateral dan multilateral.

Rekomendasi Kedelapan, membangun dan mendukung hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara 'baru' yang ada di dalam kawasan (contoh Myanmar, Laos, Kamboja). Rekomendasi Kesembilan, mencari cara agar kehendak politik dari pemerintah dapat didukung dalam pelaksanaan di lapangan (kapasitas politik).

Rekomendasi Kesepuluh, bagaimana untuk dapat menguatkan upaya-upaya kolaborasi dan membangun skala ekonomi dan masa kritis antar koperasi. Rekomendasi Kesebelas, membuat segmentasi dan penilaian koperasi untuk menjadi agensi rating koperasi di masa yang akan datang.

Rekomendasi Kedua belas, ekonomi hijau untuk memastikan keberlanjutan koperasi dengan cara pendekatan kesadaran lingkungan. Rekomendasi Ketiga belas, mendukung lingkungan yang memungkinkan untuk migran yang kembali sebagai sektor informal/tidak terorganisir dengan cara menyelematkan generasi, reuni keluarga ke dalam ekonomi formal (koperasi).

Rekomendasi Keempat belas, membangun sebuah sensus koperasi dan menggunakannya untuk memotivasi anggota-anggota untuk menyediakan data untuk koperasi-koperasi mereka (pendekatan yang didorong oleh permintaan).

"Konsultasi Regional ini berjalan baik dan menghasilkan 14 poin rekomendasi. Semua rekomendasi itu akan dibahas lebih dalam untuk kemudian dideklarasikan pada Konferensi Menteri-Menteri Koperasi Asia Pasifik tahun depan," kata Robby.

Pada kesempatan yang sama Nurdin Halid, Ketua Umum Dekopin yang juga Vice President ICA Asia Pasifik mengatakan Konferensi Para Menteri Koperasi di Indonesia tahun depan sangat strategis karena pekan lalu PBB telah menetapkan 17 Tujuan dan 169 Target Program Pembangunan Global Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

"Ada benang merah antara SDGs dengan Blueprint Visi ICA 2020 dan Visi Dekopin 2045 Koperasi sebagai Pilar Negara. Terutama terkait berbagai isu global terkini seperti kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan gender, kesehatan, pendidikan, dan kerusakan lingkungan," ujar Nurdin. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: