Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

53% Investor Kurang Disiplin dalam Pengelolaan Keuangan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Survei yang dilakukan oleh Manulife menunjukkan bahwa investor di Indonesia hanya fokus pada perencanaan keuangan dalam jangka pendek dan tidak memiliki strategi yang jelas untuk jangka panjang. Hal ini dapat membahayakan stabilitas keuangan mereka di masa depan.

Survei juga mengungkapkan investor tidak mengelola pengeluaran harian mereka secara efektif dan tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas di mana mayoritas (70%) tidak memiliki target jumlah dana simpanan dalam jangka waktu tertentu.

Selain itu, meskipun mayoritas investor mengakui perlunya perencanaan investasi yang lebih baik di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi, survei justru menunjukkan investor terus melakukan kesalahan yang sama, seperti menyimpan terlalu banyak dana tunai di tabungan atau deposito.

"Kurangnya disiplin dalam pengelolaan keuangan dapat membahayakan kondisi keuangan investor di masa depan. Manulife Investor Sentiment Index (MISI) mengungkapkan bahwa lebih dari separuh investor (53%) menghabiskan 70% atau lebih penghasilannya setiap bulan, sementara satu dari 10 investor menghabiskan lebih dari 90% penghasilan bulanannya," kata Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Rusli Chan di Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Selain itu, lanjut dia, satu dari empat investor akan meminjam uang dalam kurun waktu tiga bulan jika mereka kehilangan sumber penghasilan utamanya. Temuan tersebut menunjukkan bahwa mereka sangat mengandalkan penghasilan bulanannya dan hanya memiliki sedikit simpanan.

"Terlebih lagi, 40% investor tidak memantau pengeluaran mereka sama sekali. Kondisi ini semakin memperparah pengelolaan arus kas bulanan rumah tangga," paparnya.

Walaupun hanya satu dari lima investor di Indonesia yang saat ini memiliki utang, pengelolaan keuangan yang buruk dapat menyebabkan terjadinya tren perilaku berutang di masa depan, terutama karena sebagian besar investor menyebut biaya kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup sebagai kontributor terbesar utang mereka.

"Padahal, biaya-biaya tersebut dapat dimitigasi dengan mudah melalui pengelolaan keuangan yang lebih baik," terangnya.

Pasalnya, jika jumlah pengeluaran para investor masih terus lebih besar daripada pendapatan bulanan mereka maka mereka akan terlilit utang jangka panjang dan terkena dampak finansial yang serius di kemudian hari.

"Para investor sebaiknya segera berkonsultasi dengan penasihat keuangan agar mereka dapat mengelola pengeluaran hariannya dengan lebih baik dan menyiapkan rencana keuangan jangka panjang," tutup Rusli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: