Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moazzam: Inggris Rancang Masa Depan di Luar Uni Eropa

Warta Ekonomi, Jakarta -

Warga Inggris secara resmi memutuskan untuk merencanakan masa depan baru di luar institusi politik Uni Eropa. Hal ini merupakan aspirasi serta keinginan warga Inggris yang harus dihormati.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik mengatakan rakyat Inggris perlu bersatu menatap masa depan pasca-putusan British Exit (Brexit).

"Siapapun yang memilih Inggris untuk tetap atau keluar dari Uni Eropa, sekarang saatnya kita kesampingkan perbedaan menuju sebuah persatuan dan kebersamaan. Sambil kita mencerna lebih dalam implikasi serta mencari solusi ke depan," katanya di Jakarta, Sabtu (25/6/2016)

Menurutnya, melalui perjuangan yang sangat keras ini banyak orang yang kecewa atau gembira atas perubahan visi baru Inggris untuk abad 21. Untuk ke depannya, Moazzam belum dapat menjelaskan secara detail karena masih membutuhkan proses negosiasi resmi dengan Uni Eropa.

"Seperti apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri David Cameron, pemerintah Inggris akan terus mencoba menstabilkan pemerintahan dan menyerahkan tampuk pemerintahan ke perdana menteri yang baru pada Oktober mendatang. Pemimpin yang baru akan memulai secara resmi proses negosiasi dengan Uni Eropa. Implementasi tentu saja akan membutuhkan waktu," jelasnya.

Banyak hal yang belum dapat dipastikan untuk mewujudkan visi Inggris saat ini, namun banyak pula hal yang sudah pasti.

"Inggris akan tetap menjadi rumah bagi 65 juta warganya yang beragam dan berbakat. Kami akan tetap menjadi negara yang masuk dalam kategori 10 ekonomi terbesar dunia yang memiliki orientasi eksternal yang terbuka, inovatif, serta berkomitmen mewujudkan sistem peraturan yang berbasis internasional," paparnya.

Inggris juga akan tetap menjadi anggota G20, G7, anggota tetap Dewan Keamanan PBB, NATO. Selain itu, Inggris akan tetap menjadi satu-satunya negara yang berkomitmen mengalokasikan dana 2% dari GDP untuk belanja pertahanan dan 0,7% dari pendapatan nasional untuk bantuan pembangunan. Inggris, ditegaskan Moazzam, akan terus berkomitmen untuk membangun hubungan erat dengan Indonesia.

"Saat Perdana Menteri Cameron berkunjung ke Jakarta tahun lalu dan Presiden Jokowi ke London pada bulan April tahun ini, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama. Dalam kurun waktu satu tahun ini kami telah menandatangani 7 MoU dalam bidang pendidikan, inovasi, dan penelitian, kerjasama kepolisian, space, industri kreatif, olahraga, dan kerja sama maritim," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Leli Nurhidayah
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: