Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadi Pemain Game Profesional (1/2)

Warta Ekonomi, Jakarta -

Sylvia Anastasya ingin menempuh jalur yang berbeda dengan kebanyakan orang dengan menekuni profesi sebagai pemain game profesional, yang sampai sekarang masih didominasi kaum pria.

"Pengen membuat bangga dengan jalur yang berbeda dari orang lain," kata perempuan 19 tahun berambut lurus panjang dengan semburat warna kuning dan poni samping itu tentang tujuannya mengikuti berbagai kompetisi game.

Pemain game berjuluk Aivy itu sudah suka bermain game sejak taman kanak-kanak. "Kalau suka game sebenarnya dari SD, bahkan dari TK sudah main game di komputer tapi kalau sudah menekuni gitu kayaknya waktu SMA sekitar umur 15-16 tahun aku baru ikut dunia kompetitif," kata Sylvia, mahasiswi jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung.

Kini perempuan kelahiran Bandung itu bergabung dengan tim perempuan pemain game profesional NXA Ladies.

"Untuk bisa masuk di tim ini sudah menjadi kebanggan sendiri. Di sini aku berjuang bersama-sama NXA dan teman-teman yang lain untuk ikut kompetisi," katanya di sela peluncuran satu merek telepon pintar di Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Mendapat restu

Sylvia mengaku mendapat restu dari kedua orangtua untuk menekuni profesi sebagai pemain game profesional dengan syarat bisa mengelola waktu dengan baik. Sejak awal menekuni hobi bermain game hingga menjadikannya sebagai profesi, Sylvia mengatur waktu belajar dan bermain game dengan baik.

"Jadi, orangtua enggak pernah protes. Pembagiannya, jam 09.00 sampai jam 15.00 aku kuliah, jam 16.00 sampai 18.00 aku mengerjakan tugas, jam 18.00 sampai jam 23.00 aku lanjut main, bahkan sampai jam 12, jadi kurang lebih minimal lima jam sehari," imbuh dia.

Selain membuatnya mendapat kesenangan, bermain game secara profesional memberinya peluang untuk memperoleh fasilitas dari sponsor dan menambah isi pundi-pundi tabungan jika memenangi kompetisi.

"Pendapatannya dari menang kompetisi dan sponsor. Kalau menang turnamen ada hadiahnya. Kalau di Indonesia sendiri game FPS sudah agak jarang, kebanyakan di DotA, setiap minggu ada turnamen, tim DotA nya lagi rajin-rajinnya," kata Sylvia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: