Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadi Pemain Game Profesional (2/2)

Warta Ekonomi, Jakarta -

Sylvia tidak memungkiri bahwa perdebatan kadang mewarnai timnya yang beranggotakan 15 perempuan dan kini memiliki  divisi First Person Shooter (FPS), Defense of the Ancients (DotA), dan League of Angels (LoA).

"Kalau ribut pasti semua kelompok perempuan ada ributnya, tapi sekarang komunikasi kami terbuka, kalau kami enggak suka langsung ngomong, enggak sreg sama siapa langsung ngomong. Kalau misalnya sampai ribut-ribut besar enggak pernah, kalau ada masalah apa langsung diselesaikan, tipe kami kekeluargaan gitu," tambah dia.

Di luar tim, menurut dia, perempuan pemain game masih mendapat perlakuan diskriminatif di dunia mereka.

"Perlakuan diskriminatif pasti ada, tapi di sini tim NXA sendiri membuktikan bahwa perempuan juga bisa main game, dan bisa berprestasi lewat berbagai kompetisi," kata Aivy, yang tergabung dalam Divisi FPS di NXA Ladies.

Dia sudah menyabet banyak penghargaan baik secara personal maupun bersama timnya NXA Ladies di berbagai turnamen game, termasuk Counter Strike Global Offensive (CSGO) yang digelar di dalam dan luar negeri. Aivy juga memiliki banyak penggemar, sebagian besar laki-laki.

"Digodain enggak sih, cuma mereka ingin kenal dengan kami, ya kami menjalin hubungan baik dengan mereka," katanya.

Menurut dia saat ini populasi pemain game Indonesia sudah semakin besar, dan banyak yang telah menjadikannya sebagai profesi. Dia berharap bisa meramaikan industri game Indonesia dengan menciptakan game FPS.

"Sekarang smartphone yang pakai sudah banyak banget, dan jika dibandingkan dengan game PC, smartphone lebih banyak pemakainya. Jadi, kalau suatu saat buat game di mobile pengen banget," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: