WE Online, Jakarta - Jatuhnya harga saham Burberry seiring dengan melambatnya penjualan merek mewah membuat CEO Burberry, Christopher Bailey harus mengalami pemotongan gaji sebesar 75 persen. Berdasarkan laporan tahunan Burberry, gaji Bailey turun dari ? 7.5 juta menjadi ? 1.9 juta.
Merek fashion mewah telah terpukul oleh permintaan yang melambat di pasar utama Asia seperti Hong Kong, sementara turis China mulai berhenti berbelanja barang mewah di Eropa. Burberry melaporkan penurunan laba tahunan sebesar 10 persen pada bulan lalu. Selama 12 bulan terakhir, harga saham telah turun 35 persen.
Tahun lalu, di saat yang lebih baik, Bailey mendapatkan lebih dari ? 1.7 juta dalam pembayaran bonus saja. Pada tahun 2015/16, Bailey memperoleh gaji pokok sebesar ? 1.1 juta. Di luar itu, ia mendapatkan tunjangan sebesar ? 464.000 dan pembayaran pensiun sebesar ? 330.000. Namun, ia tidak mendapatkan bonus atau insentif pembayaran.
"Pendekatan kami secara keseluruhan untuk struktur insentif bagi semua karyawan, termasuk manajemen senior, didasarkan pada kinerja," kata ketua Burberry, John Peace, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Jumat?(10/6/2016).
"Ketika bisnis tidak berkinerja baik, ini akan berdampak pada apa yang kita bayar untuk staf kami." tambahnya.
Bailey mengatakan bahwa rendahnya penjualan Burberry disebabkan oleh menurunnya belanja konsumen China dan lesunya ekonomi eurozone, serta ketegangan geopolitik dan pasar keuangan yang rentan. Faktor-faktor itu menyebabkan penjualan hanya tumbuh 1-2 persen, dari 7 persen dua tahun lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: