Burberry melaporkan penurunan penjualan sebesar tiga persen dengan pendapatan ritel relatif datar sebesar ? 423 juta dalam situasi yang menantang di kuartal pertama. Toko baru telah membantu meningkatkan penjualan sebesar tiga persen dan penjualan online menguat di seluruh wilayah.
Perusahaan tengah berjuang melawan penurunan permintaan di China dan Hong Kong serta menurunnya wisatawan yang berkunjung di Eropa. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan penjualan global pada tahun ini tenggelam dan cenderung datar.
Perusahaan juga mengatakan bahwa prospek untuk pendapatan grosir, khususnya di Amerika Serikat, untuk tahun ini tetap perlu diwaspadai baik dalam sektor mode maupun kecantikan. Kendati demikian, perusahaan mendapat manfaat dari penurunan nilai pound setelah Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa bulan lalu.
Pada hari Senin, Burberry mengumumkan bahwa Christopher Bailey akan diganti setelah dua tahun menjabat sebagai CEO. Perusahaan menunjuk Marco Gobetti untuk menggantikannya pada tahun depan.
"Gobbetti dipandang sebagai respon langsung terhadap ketidakmampuan Bailey untuk mengubah kinerja Burberry yang buruk," kata Andrew Hall, analis di Verdict Retail, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Gobbetti telah menjalankan merek mewah C?line milik LVMH sejak tahun 2008 dan menjabat sebagai CEO Givenchy selama empat tahun sebelumnya. Setelah pengangkatan Gobbetti ini, Bailey akan menjadi presiden dan kepala desainer Burberry, peran yang dipegangnya sebelum menjabat sebagai CEO.
Gobetti akan bertanggung jawab untuk semua elemen komersial, operasional dan keuangan bisnis, serta bekerja dalam kemitraan dengan Bailey, yang akan mengawasi semua elemen merek dan desain. Banyak pemegang saham tidak puas dengan kinerja Bailey yang menjalankan peran ganda sebagai CEO sekaligus kepala kreatif sehingga menyerukan perubahan.
Pada bulan Mei, perusahaan melaporkan keuntungan sebelum pajak tahunan turun sebesar ? 29 juta menjadi ? 415,6 juta dan mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan "lingkungan yang menantang untuk sektor barang mewah" akan terus berlanjut.
Saham Burberry telah kehilangan lebih dari sepertiga dari nilai mereka selama 12 bulan terakhir setelah penjualan di Asia, khususnya Hong Kong, jatuh karena konsumen China yang membatasi pengeluaran mereka. Sekitar sepertiga dari penjualan Burberry berasal dari Asia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: